Ada banyak jenis migrasi yang berbeda, tetapi langkah-langkah dasar untuk merencanakan dan mencari solusi dari masalah ini adalah sama. info tutorial migrasi website wordpress perlu Anda ketahui.
Migrasi bisa sangat kompleks karena sering melibatkan banyak orang dan bagian yang bergerak.
Jangan panik, jika semuanya tidak berjalan sesuai rencana, Anda bisa memperbaiki kesalahan tersebut dengan tutorial di bawah ini.
Apa itu Migrasi Website?
Migrasi website adalah istilah yang umum digunakan oleh profesional SEO untuk menggambarkan peristiwa di mana sebuah website mengalami perubahan yang substansial di bidang-bidang yang dapat mempengaruhi visibilitas mesin pencari secara signifikan.
Ini biasanya mencakup perubahan lokasi, platform, struktur, konten, desain, atau UX situs.
Sementara itu, dokumentasi Google tentang migrasi situs tidak mencakupnya secara mendalam dan seringkali migrasi situs mengakibatkan kerugian traffic.
Mengapa Anda Membutuhkan Migrasi Website?
Ada banyak alasan mengapa seseorang perlu melakukan migrasi. Nah, antara lain kebutuhan migrasi website adalah karena faktor berikut ini:
1. Pembaruan Platform
Platform yang digunakan website menentukan fitur, pengalaman pengguna, dan banyak lagi yang dapat Anda tawarkan kepada pengunjung web yang datang.
Platform ini merilis pembaruan periodik untuk menawarkan fitur dan fungsi yang lebih baik bagi website, dan ini juga membutuhkan migrasi situs.
Pembaruan ini bisa bervariasi dari perbaikan bug kecil, pembaruan fitur sederhana hingga upgrade versi seperti fitur, UX, dan lainnya yang sepenuhnya baru.
2. Perubahan Hosting
Misalnya, Anda mungkin sudah tidak lagi cocok dengan kemampuan host saat ini, dan membutuhkan host yang bisa menawarkan lebih banyak pengalaman baik.
Perubahan host untuk migrasi situs juga bisa dilakukan untuk memperoleh efisiensi biaya yang lebih tinggi.
Ini adalah salah satu bentuk migrasi website yang paling sederhana karena Anda hanya mentransfer database dan file ke server baru yang sepenuhnya baru.
3. Perubahan CMS
Salah satu alasan utama migrasi adalah karena perubahan platform CMS. Ada banyak platform CMS di luar sana, dan bagi bisnis, beberapa dapat digunakan karena menawarkan kemampuan eCommerce yang lebih baik.
Untuk memperoleh kemampuan baru ini, banyak website eCommerce melakukan migrasi situs karena mereka menemukan CMS yang lebih baik untuk kasus penggunaan mereka.
4. Perubahan Domain
Ada banyak bisnis yang mencari rebranding atau memperbarui alamat URL mereka untuk berbagai alasan.
Ini membutuhkan mereka untuk mengubah nama domain dan membutuhkan migrasi website untuk mencapainya. Perubahan domain cukup mirip dengan mengubah arsitektur website.
Namun, perubahan domain dapat menjadi salah satu yang paling rumit karena membutuhkan banyak perubahan di belakang layar, termasuk mengatur ulang redirect, mengupdate tautan internal, dan mengirim peringatan ke mesin pencari tentang perubahan ini.
5. Redesain Website
Redesain website terpisah dari alasan lain untuk migrasi website. Karena Anda masih menyimpan file dan database, mungkin saja ini bukan migrasi situs yang sepenuhnya.
Namun, redesain website seringkali datang dengan konsekuensi sendiri pada fungsi website sehingga juga berpengaruh pada SEO.
Ini termasuk mendapatkan host baru, beralih ke platform baru, bahkan mendapatkan domain baru. Ini membutuhkan Anda untuk mengatur 301 redirect untuk mengarahkan pengguna ke URL baru.
Baca Juga : 9+ Kriteria Desain Website SEO Friendly untuk Anda Manfaatkan
Jenis-jenis Migrasi Website
Migrasi website adalah bagian yang sangat rumit karena Anda benar-benar harus paham tekniknya.
Selain itu, pahami juga jenis-jenisnya supaya Anda bisa mengambil tindakan yang tepat.
1. Perubahan Subdomain atau Subfolder
Ketika sebuah perusahaan memutuskan pindah dari satu ccTLD ke subdomain atau subfolder. Contoh: www.contoh.com.au menjadi www.au.contoh.com atau www.contoh.com/au
2. Perubahan Protokol
Migrasi website dari HTTP ke HTTPS adalah contoh perubahan protokol. Banyak orang yang menyepelekan migrasi jenis ini, padahal perubahan protokol sangat berpengaruh pada hasil pencarian.
3. Perubahan Top-Level Domain
Ini terjadi ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk meluncurkan bisnis di luar negeri atau membatasi bisnis hanya pada negara tertentu.
Contoh: www.contoh.com menjadi www.contoh.com.au atau sebaliknya.
4. Perubahan Nama Domain
Ini biasanya terjadi ketika sebuah bisnis melakukan rebranding dan harus beralih dari satu domain ke yang lain. Contoh: www.contoh.com menjadi www.sample.com
5. Perubahan Struktur Situs
Ini adalah peningkatan pada tata letak situs, yang biasanya mempengaruhi struktur referensi internal dan URL halaman.
6. Perubahan Setup Mobile
Hal-hal seperti beralih ke setup mobile, indexing aplikasi atau membuat website PWA sering disebut sebagai migrasi website parsial.
7. Replatforming
Ini terjadi ketika sebuah website beralih dari satu platform ke platform lain. Contoh: beralih dari WordPress ke Shopify.
8. Redesain
Ini bisa apa saja, mulai dari perubahan desain kecil hingga revisi website secara keseluruhan dengan perubahan besar di kode dan salinan.
9. Migrasi Konten
Penulisan ulang, konsolidasi atau pemangkasan konten dapat memiliki dampak besar pada visibilitas pencarian organik.
Tutorial Migrasi Website Berbasis WordPress
Dalam artikel ini, Saya akan memberikan tutorial lengkap tentang cara migrasi WordPress menggunakan plugin.
Saya akan menjelaskan bagaimana menginstal dan menggunakan plugin migrasi, serta langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah migrasi.
Selain itu, Saya juga akan memberikan beberapa tips dan trik untuk memastikan migrasi berjalan lancar. Tutorial lengkap migrasi WordPress dengan plugin adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Persiapan Migrasi
Sebelum mulai proses migrasi, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkannya.
- Pertama, pastikan Anda memiliki akses ke panel administrator WordPress di website yang akan di-migrate.
- Kemudian, pastikan Anda memiliki akses ke panel hosting di website tujuan migrasi.
- Selanjutnya, backup semua file dan data WordPress yang ada di website yang akan di-migrate.
- Anda bisa menggunakan plugin backup seperti UpdraftPlus atau BackupBuddy untuk mempermudah proses ini.
- Jangan lupa untuk mengekspor juga data MySQL dari database WordPress Anda.
Langkah 2: Instal Plugin Migrasi WordPress
Setelah mempersiapkan proses migrasi, selanjutnya Anda perlu menginstal plugin migrasi WordPress di website yang akan di-migrate. Ada banyak plugin migrasi yang tersedia, salah satunya adalah All-in-One WP Migration.
- Untuk menginstal plugin migrasi website adalah dengan buka panel administrator WordPress dan masuk ke menu “Plugins” > “Add New“.
- Ketik “All-in-One WP Migration” pada kolom pencarian dan klik tombol “Install Now“.
- Setelah selesai menginstal, aktifkan plugin tersebut dengan mengklik tombol “Activate“.
Langkah 3: Export Data WordPress
Setelah menginstal plugin migrasi, selanjutnya Anda perlu mengekspor data WordPress dari website yang akan di-migrate. Untuk melakukan ini, silakan ikuti langkah mudah beriktu:
- Masuk ke menu “All-in-One WP Migration” > “Export“.
- Pada halaman ini, Anda akan melihat pilihan untuk mengekspor semua data atau hanya data yang dipilih.
- Pilih opsi yang sesuai kebutuhan dan klik tombol “Export To” untuk memulai proses export.
- Setelah proses export selesai, plugin akan men-download file export ke komputer Anda.
- Simpan file tersebut dan pastikan untuk tidak mengubah nama atau mengubah isi dari file tersebut.
- File ini akan dibutuhkan untuk proses import data ke website tujuan migrasi.
Langkah 4: Import Data WordPress ke Website Tujuan Migrasi
Setelah mengekspor data WordPress dari website yang akan di-migrate, selanjutnya Anda perlu mengimport data tersebut ke website tujuan migrasi. Untuk melakukan ini, silakan ikuti langkah berikut:
- Masuk ke panel administrator website tujuan migrasi dan masuk ke menu “Plugins” > “Add New“.
- Ketik “All-in-One WP Migration” pada kolom pencarian dan klik tombol “Install Now“.
- Setelah selesai menginstal, aktifkan plugin tersebut dengan mengklik tombol “Activate“.
- Kemudian, masuk ke menu “All-in-One WP Migration” > “Import” pada panel administrator website tujuan migrasi.
- Pada halaman ini, klik tombol “Choose File” dan pilih file export yang telah Anda download dari website yang akan di-migrate.
- Setelah memilih file, klik tombol “Import” untuk memulai proses import data.
Langkah 5: Periksa dan Sesuaikan Settingan
Setelah proses import selesai, selanjutnya Anda perlu memeriksa dan menyesuaikan settingan website tujuan migrasi. Pastikan semua plugin dan tema yang digunakan sudah terinstal dan diaktifkan di website tujuan migrasi.
Jika Anda menggunakan domain yang berbeda pada website tujuan migrasi, pastikan untuk mengubah settingan domain pada menu “Settings” > “General” pada panel administrator WordPress.
Jangan lupa untuk menyesuaikan juga settingan permalink pada menu “Settings” > “Permalinks” jika diperlukan.
Langkah 6: Selesai
Setelah semua settingan telah disesuaikan, selanjutnya Anda tinggal menyelesaikan proses migrasi. Jangan lupa untuk menghapus plugin migrasi dari website yang telah di-migrate agar tidak terjadi kesalahan pada website tersebut.
Itulah tutorial lengkap tentang cara migrasi WordPress menggunakan plugin. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda bisa dengan mudah memindahkan website WordPress ke hosting atau domain yang baru. Selamat mencoba!
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Migrasi Website
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan ketika kita melakukan migrasi web, baik itu migrasi secara parsial atau seluruhnya. Nah, berikut ini adalah beberapa hal tersebut:
1. Catat Benchmark
Dalam beberapa kasus, data analitik dapat terhapus selama migrasi situs, dan mencatat benchmark berfungsi untuk mengatasi hal ini.
Anda juga harus mengambil waktu untuk meninjau analitik dan memastikan Anda tahu bagaimana pengunjung saat ini menavigasi situs dan halaman mana yang paling bernilai.
Konteks ini dapat membantu informasi redesign dan keputusan arsitektur situs Anda.
2. Lakukan Crawl Situs yang Ada
Seorang crawler situs web mengambil URL dan markup pada situs Anda, “melihat” informasi tersebut dengan cara yang sama seperti Google.
Melakukan crawl memberikan Anda titik awal untuk pemetaan URL. Anda dapat mencrawl situs web Anda sendiri dengan alat pihak ketiga seperti Screaming Frog.
3. Pastikan Anda Mempertahankan Judul, Deskripsi Meta, dan Markup HTML
Ingat bahwa keuntungan dari migrasi website adalah dapat membantu dalam mengorganisir situs web. Sebagai hasilnya, halaman harus seragam dan berisi informasi yang sama seperti sebelumnya.
Anda selalu dapat memperbarui atau menulis ulang judul, deskripsi meta, dan markup HTML, tetapi Anda harus memastikan bahwa setiap halaman tetap sama seperti pada web sebelumnya.
4. Alihkan URL dengan Redirect
Hal penting setelah migrasi website adalah melakukan redirect link. Jika membuat perubahan besar pada URL di situs, Anda akan memerlukan redirect untuk memandu Google dan pengguna situs web dari URL lama ke URL baru.
Dari sudut pandang kemudahan penggunaan, jika sebuah halaman tidak lagi ada, Anda tidak ingin pengguna mendapatkan kesalahan kode status 404.
Sebaliknya, mereka harus diarahkan ke halaman yang telah menggantikan halaman lama.
5. Implementasikan Redirect
Setelah Anda memiliki daftar URL yang dipeta, Anda bisa mulai menerapkan redirect.
Ini bisa dilakukan dengan menambahkan baris kode ke file .htaccess pada server, atau dengan menggunakan plugin redirect pada CMS seperti WordPress.
Pastikan redirect yang Anda implementasikan mengarahkan pengguna dan mesin pencari ke URL yang benar, dan cobalah untuk menyimpan redirect yang ada sebanyak mungkin untuk mengurangi beban kerja.
Baca Juga : Redirect 301: Pengertian, Cara Membuat dan Fungsinya
6. Kirim Situs Baru ke Google
Setelah memiliki situs baru yang teruji dan siap dipublikasikan, Anda perlu memberitahu Google agar dapat mengindeks konten baru Anda.
Untuk melakukan ini, Anda bisa menggunakan Google Search Console. Di sini, Anda dapat menambahkan situs baru ke daftar situs yang dikelola, dan mengajukan sitemap yang mencantumkan semua URL baru Anda.
Ini akan membantu Google menemukan dan mengindeks konten baru Anda lebih cepat. Jangan lupa untuk mengirim sitemap setiap kali membuat perubahan besar pada situs di masa depan.
7. Uji Redirect
Setelah redirect diimplementasikan, pastikan untuk mengujinya dengan memasukkan URL lama ke browser. Anda harus dapat diarahkan ke URL baru dengan benar.
Jika menggunakan tool seperti Screaming Frog, Anda juga dapat menggunakannya untuk memeriksa redirect secara masal. Ini akan membantu Anda memastikan bahwa semua redirect berfungsi dengan benar.
8. Kirim Laporan ke Google
Setelah migrasi selesai, kirim laporan ke Google melalui Search Console untuk memberi tahu mereka bahwa migrasi telah selesai.
Ini akan membantu Google mempercepat proses penggantian URL lama dengan URL baru di indeks mereka.
9. Pantau Hasil dan Perbaiki Masalah yang Mungkin Terjadi
Setelah migrasi selesai, pastikan untuk memantau hasilnya. Ini bisa dilakukan dengan meninjau data analitik, atau dengan menggunakan tool seperti SEMrush atau Ahrefs untuk memeriksa trafik dan backlink.
Q&A Tentang Migrasi Website
Migrasi website adalah hal yang tidak dapat dilakukan secara asal-asal.
Dalam melakukan migrasi ini, mungkin ada beberapa pertanyaan umum yang belum Anda ketahui. Untuk itu, di bawah ini Sayatelah sediakan sedikit Q&A:
1. Apakah Migrasi Website Mempengaruhi SEO?
Migrasi dapat mempengaruhi SEO jika tidak dilakukan dengan benar. Hal ini terutama terjadi jika Anda tidak mengalihkan semua URL lama ke URL baru dengan benar, atau jika Anda tidak mengoptimalkan website baru.
Untuk menghindari masalah SEO, pastikan untuk mengalihkan semua URL lama ke URL baru dengan benar dan memastikan website baru dioptimalkan dengan baik setelah migrasi.
2. Apakah Ada Cara untuk Mempermudah Proses Migrasi Website?
Ya, ada beberapa cara yang dapat mempermudah proses migrasi website.
Pertama, Anda dapat menggunakan alat migrasi web seperti plugin WordPress atau perangkat lunak migrasi website lainnya untuk memindahkan seluruh konten dan pengaturan secara otomatis.
Kedua, Anda dapat menggunakan layanan migrasi website profesional yang akan membantu Anda melakukan migrasi dengan benar dan mengelola seluruh prosesnya.
3. Apakah Ada Risiko yang Terkait dengan Migrasi Website?
Risiko terbesar migrasi website adalah kehilangan traffic dan kinerja SEO jika proses migrasi tidak dilakukan dengan benar.
Selain itu, ada juga risiko kehilangan data atau kesalahan konfigurasi yang dapat menyebabkan website tidak berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan migrasi dengan benar dan menggunakan layanan atau alat bantu yang dapat membantu Anda melakukan migrasi.
4. Bagaimana Cara Mengalihkan URL Lama ke URL Baru Setelah Migrasi Website?
Setelah migrasi website, Anda perlu mengalihkan semua URL lama ke URL baru agar tidak ada masalah dengan SEO dan agar pengunjung website tidak teralihkan ke halaman error.
Untuk mengalihkan URL lama ke URL baru, Anda dapat menggunakan perintah 301 redirect di file .htaccess atau dengan menggunakan plugin redirect di platform WordPress.
5. Bagaimana Cara Mengoptimalkan Website Baru Setelah Migrasi?
Setelah migrasi website, Anda perlu melakukan beberapa langkah optimasi untuk memastikan website baru dapat berfungsi dengan baik dan mempertahankan kinerja SEO yang baik.
Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan antara lain:
- Mengecek semua tautan dan URL untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik,
- Mengecek konfigurasi SEO website baru, dan
- Memperbarui semua metadata dan konten yang sesuai dengan website baru.
Penutup
Setelah migrasi website, Anda perlu mengukur keberhasilan migrasi untuk memastikan bahwa website baru berfungsi dengan baik dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja SEO.
Ingat, migrasi website adalah hal penting yang harus dilakukan dengan sangat terencana!