Portofolio sangat dibutuhkan untuk self branding, khususnya untuk para desainer grafis. Sebaiknya pakai website portofolio desain untuk memamerkan karya-karya yang sudah pernah dibuat.
Kenapa harus website?
Ada beberapa alasan mengapa sebaiknya menggunakan website untuk membuat portofolio.
Pertama, menggunakan website akan membuat seseorang tampak lebih profesional.
Website juga jauh lebih mudah untuk diakses. Audiens hanya membutuhkan link atau URL untuk menuju ke sana.
Tidak perlu membuat akun terlebih dahulu. Cukup ada browser dan koneksi internet, website bisa di akses dimanapun berada.
Baca Juga : 9+ Cara Melakukan Manajemen Website yang Tepat
Inspirasi Website Portofolio Desain Terbaik 2024
Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi website yang berisi portofolio desain.
Anda mungkin bisa menjadikannya inspirasi dalam menata dan memajang karya-karya terbaik.
1. Melissa Sunjaya
Website untuk menampilkan portofolio tidak perlu dibuat terlalu kompleks.
Semakin sederhana justru semakin baik. Prinsip inilah yang dianut oleh Melissa Sunjaya dalam membangun website portofolio miliknya.
Di dalam website ini hanya terdapat dua buah menu, yaitu home page dan about me.
Home page langsung menampilkan karya-karya Melissa Sunjaya. Saat hasil karya tersebut diklik akan langsung muncul detail desain serta deskripsinya.
Sedangkan di menu About Me terdapat detail atau profil pribadi dari Melissa Sunjaya.
Ada juga kontak yang bisa dihubungi jika ingin berkomunikasi langsung dengan pemilik situs portofolio tersebut.
Website seperti ini sangat cocok untuk menampilkan berbagai karya. Bisa juga dipakai untuk menampilkan produk seperti tas, kaos, kemasan produk, dan masih banyak lagi.
Karena tidak menampilkan banyak menu, website portofolio ini menjadi lebih ringan dan bisa dimuat dalam waktu yang lebih singkat.
Kunjungi websitenya : melissasunjaya.com
2. Lenny Wen
Masih dari desainer grafis asal Indonesia, kali ini ada Lenny Wen.
Menu yang ada di website ini lebih banyak dibandingkan contoh pertama tadi. Kelompok menu yang pertama ada 3 buah menu untuk kategori hasil karya, yaitu:
- Illustrations: berisi karya-kaya ilustrasi yang sudah dibuat oleh Lenny Wen. Menu ini juga berfungsi sebagai home page atau indeks.
- Skecthbook: menampilkan karya Lenny Wen yang dibuat pada buku sketsa miliknya kemudian discan dan menjadi konten digital.
- Book: berisi buku-buku yang diilustrasikan oleh Lenny Wen, hasil kerja sama dengan author buku dari berbagai negara.
Ketika menu di atas diklik akan langsung muncul kumpulan karya sesuai kategori.
Detail dari masing-masing karya akan ditampilkan pada sebuah jendela atau halaman baru setelah diklik oleh pengunjung.
Selain 3 menu utama yang menampilkan hasil karya, ada juga menu About yang menampilkan data diri Lenny Wen.
Khusus untuk kontak sengaja dibuat menu terpisah untuk lebih memudahkan para pengunjung website yang ingin terhubung langsung dengan desainer grafis satu ini.
Kunjungi websitenya : lennywen.com
3. Rini Sugianto
Website milik animator asal Indonesia, Rini Sugianto, bisa dijadikan sebagai inspirasi karena keunikannya.
Menu-menu di dalam website ditampilkan menggunakan grafis atau gambar yang bisa diklik (clickable images).
Tampilan menu ini sangat berbeda dengan website pada umumnya yang hanya menggunakan button atau drop down menu.
Untuk melihat karya-karya dari Rini Sugianto, pengunjung harus memilih menu utama, memilih sub menu, baru masuk ke halaman berisi kumpulan karya.
Karya yang dihasilkan oleh Rigi Sugianto bisa dikatakan berskala besar. Contohnya seperti animasi The Hobbit, Avengers, dan masih banyak lagi.
Jadi, pengunjung sudah bisa langsung tahu ketika melihat karyanya.
Sayangnya, website Rini Sugianto ini tidak menampilkan deskripsi dari hasil karya miliknya.
Akan lebih baik jika portofolio dari proyek besar menyertakan deskripsi berikut ini.
- Ide apa yang menjadi inspirasi dalam desain?
- Peran apa yang Anda jalani dalam proses desain?
- Siapa saja rekan kerja yang terlibat dalam proses desain tersebut?
Kunjungi websitenya : rinisugianto.com
4. Enspire Studio
Contoh website portofolio desain yang keempat ini masih berasal dari orang Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, karya yang ditampilkan di laman web Enspire Studio sudah mendunia.
Contohnya antara lain animasi Star Trek dan Iron Man.
Di dalam website Enspire Studio terdapat beberapa menu yang ditampilkan dalam bentuk drag down.
Berbeda dengan Rini Sugianto yang menampilkan menu menggunakan clickable image.
Tidak ada yang spesial dari menu-menu utama yang menampilkan portofolio desain di Enspire Studio.
Bagian yang paling spesial justru ada pada laman About Us. Di halaman ini, Enspire Studio tidak hanya menampilkan detail identitasnya.
Ada informasi lain yang ditampilkan di sini, salah satunya adalah informasi mengenai sekolah desain.
Selain itu, ada juga logo-logo perusahaan dari klien yang sudah pernah bekerja sama dengan Enspire Studio.
Kunjungi websitenya : enspirestudio.com
5. Etienne Godiard
Kalau melihat website portofolio desain milik Etienne Godiard, Situs yang satu ini hanya punya satu buah menu.
Menu tersebut adalah about me. Menu yang seperti ini sebenarnya lebih memudahkan para pengunjung website.
Mereka tidak perlu mencari dan memilih menu. Tinggal nikmati saja karyanya yang disajikan di halaman utama.
Untuk mengetahui lebih detail tentang sebuah karya, tinggal klik saja dan akan ditampilkan informasi lengkapnya.
Etienne Godiard juga menambahkan efek animasi di home page. Sayangnya, hal ini justru memperlambat kecepatan loading website,
Jika Anda ingin membuat website portofolio yang menampilkan animasi, sebaiknya tetap perhatikan skor kecepatannya.
Kunjungi websitenya : etiennegodiard.design
6. Adhemas Batista
Adhemas Batista merupakan seorang desainer grafis yang berasal dari Los Angeles, Amerika Serikat.
Saat pertama kali mengunjungi website portofolio desain miliknya, mungkin Anda akan berpikir tidak ada yang spesial darinya.
Tampilan situs web secara keseluruhan sederhana dan simpel. Meski begitu, ternyata semua konten dikemas dengan sangat baik dan memuat informasi yang lengkap.
Selain memamerkan karya-karya yang telah dihasilkan, Adhemas Batista juga menampilkan beberapa penghargaan, serta pameran seni yang pernah diikutinya.
Jenis informasi ini jarang ditemukan di situs web portofolio, terutama di bidang desain.
Daftar penghargaan dapat memberikan dampak positif bagi para desainer.
Berikut ini adalah beberapa manfaatnya.
- Meyakinkan klien bahwa Anda kompeten di bidang desain
- Membuktikan pengalaman dan jam terbang
- Meningkatkan branding diri sendiri
Kunjungi websitenya : adhemas.com
7. Studio Nari
NARI merupakan sebuah studio yang berasal dari Inggris.
Layout website ini sangat cocok untuk Anda contoh karena sederhana tetapi punya navigasi yang sangat ramah pengguna.
Di website portofolionya, NARI tidak memajang seluruh karyanya.
Hanya karya-karya masterpiece yang dipertontonkan.
Meski begitu, tampilannya tetap terlihat menarik. Konsep seperti ini sangat cocok untuk para desainer grafis yang sudah punya ratusan hingga ribuan karya.
Alih-alih menampilkan seluruh karya yang membuat website loading lebih lama, sebaiknya tampilkan sebagian karya terbaik saja.
Website portofolio desain yang dimiliki oleh Studio NARI memiliki 3 buah menu utama.
Menu tersebut antara lain home page, about, dan contact. Menu ini diletakkan di sisi kanan serta kiri layar. Bukan menggunakan drag down seperti biasa.
Kunjungi websitenya : studionari.co.uk
8. Kate Moross
Kate Moross mengemas karya-karyanya dengan sangat apik.
Website portofolio desain ini seolah-olah hanya memiliki satu halaman utama untuk memajang seluruh karya yang sudah pernah dibuatnya.
Karya tersebut diurutkan mulai dari yang paling baru hingga karya paling lama.
Menu yang ada di website ini terdapat pada bagian kanan atas, sedikit tersembunyi.
Saat diklik, akan tampil 9 buah menu, yaitu:
- Home Page
- Work Archive
- Hand drawn type
- Potraits
- Geometric
- Editorial
- Collaborations
- Talks + Interviews
- Contact
Menunya memang ada cukup banyak karena Kate Moross memisahkan setiap karyanya berdasarkan kategori.
Uniknya, website portofolio Kate Moross tidak hanya menampilkan karya-karya desain.
Websitenya ini juga menampilkan wawancara serta media yang membahas tentang dirinya. Langkah yang bisa ditiru untuk membangun reputasi.
Kunjungi websitenya : ariesmoross.com
9. Marco Marino
Kalau Anda ingin menampilkan karya dengan elegan, website portofolio desain milik Marco Marino bisa menjadi inspirasi.
Saat pertama kali membuka home page atau halaman awal, pengunjung akan langsung disuguhkan dengan karya-karya terbaiknya.
Marco Marino menampilkan karya-karyanya dengan susunan sejajar sehingga tampak lebih rapi.
Hanya ada 4 buah karya yang ditampilkan di halaman utama dan ini mewakili masing-masing kategori.
Untuk melihat lebih detail dari setiap kategori, klik saja pada gambarnya.
Layout seperti Marco Marino sangat cocok untuk desainer yang sudah menemukan ciri khasnya sendiri.
Kalau saat ini Anda masih bereksplorasi dan masih terus mengembangkan diri, sebaiknya gunakan layout atau gaya lain dalam membuat website portofolio.
Kunjungi websitenya : marcomarino.design
10. Ping Zhu
Ping Zhu memiliki website portofolio yang memukau. Dirinya menampilkan seluruh karyanya yang memang seragam kalau dilihat dari gaya desainnya.
Dengan begitu, website portofolio ini lebih tampak seperti galeri online.
Kalau Anda memiliki banyak karya dengan gaya desain senada, website portofolio milik Ping Zhu ini bisa dijadikan sebagai inspirasi.
Untuk membuat pengunjung lebih terkesan dengan portofolio desain yang Anda miliki, sebaiknya tampilkan karya paling besar terlebih dahulu.
Bukan besar dari segi ukuran tentunya. Besar di sini bisa diartikan sebagai masterpiece.
Ping Zhu sendiri melakukan hal yang sama pada website portofolionya.
Karya yang ditampilkan di bagian atas antara lain New Yorker, Google Meet, dan project besar lainnya.
Karena terkesan dengan project besar ini, pengunjung akan penasaran dengan karya-karya lainnya.
Kunjungi websitenya : pingszoo.com
11. Alan Fletcher
Alan Fletcher merupakan salah seorang graphic designer yang sudah berkarya sejak tahun 1950-an.
Seluruh karyanya ditampilkan dalam sebuah website portofolio dalam bentuk arsip. Karyanya dikelompokkan berdasarkan urutan tahun.
Mulai dari tahun yang paling lama, yaitu era 1950-an, hingga yang paling baru.
Setelah memilih tahun yang ingin dilihat, pengguna akan desain-desainnya. Untuk melihat lebih detail tentang deskripsi, klik pada salah satu karya.
Tidak ada yang spesial dari layout dan website Alan Fletcher.
Anda bisa menjadikannya inspirasi untuk menampilkan karya-karya desain berdasarkan urutan waktu.
Di website yang sama, Alan Fletcher tidak hanya menampilkan hasil karya desainnya. Ada beberapa menu lainnya, yaitu:
- About: menampilkan sekilas data diri tentang Alan Fletcher dan sepak terjangnya dalam dunia desain
- Archive: berisi hasil karya Alan Fletcher yang dilihat berdasarkan kategori tahun, konteks, genre, subjek, dan klien.
- Shop: halaman ini dipakai untuk menjual karya-karya dari Alan Fletcher.
- Contact: jika ada pengunjung yang ingin terhubung langsung dengan Alan Fletcher, bisa mendapatkan kontaknya di halaman ini.
- Search: memudahkan pengunjung website untuk mencari hasil karya Alan Fletcher berdasarkan keyword tertentu.
Kunjungi websitenya : alanfletcherarchive.com
12. Burciaga & Co
Tampilan website portofolio desain minimalis selalu menjadi favorit banyak desainer.
Gaya minimalis dipilih supaya pengunjung lebih fokus dan tertarik pada karya yang ditampilkan alih-alih fokus pada desain websitenya itu sendiri.
Halaman depan website portofolio milik Burciaga & Co hanya menampilkan sekilas tentang dirinya.
Kemudian pengunjung website diarahkan untuk mengeklik satu-satunya link atau menu yang ada di halaman utama, yaitu menu View Portofolio.
Jika menu itu diklik, pengguna akan langsung diarahkan menuju laman berisi karya terbaik dari Burciaga & Co. Portofolio Burciaga & Co terbagi menjadi 2 kategori, yaitu Work dan Photography.
Kategori Work berisi karya-karya hasil desain. Sedangkan kategori Photography menampilkan hasil jepretan foto yang dimiliki oleh Burciaga & Co.
Kunjungi websitenya : burciaga.co
13. Jullie Bonnemoy
Konsep website portofolio desain yang dimiliki oleh Jullie Bonnemoy ini terbilang unik.
Sangat berbeda kalau dibandingkan dengan beberapa website yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Desainer grafis asal Inggris ini menggunakan konsep parallax untuk menampilkan karyanya.
Pengunjung web disambut dan berinteraksi langsung dengan Jullie Bonnemoy saat mereka menjelajahi situs web portofolionya.
Saat pertama kali mengunjungi beranda, Jullie akan memperkenalkan dirinya.
Pengunjung kemudian diarahkan ke portofolio.
Setelah itu, pengunjung akan diajak untuk menghubungi Jullie secara langsung jika memang benar-benar tertarik dengan karyanya.
Tampilan parallax Jullie di situs web portofolionya terlihat sederhana, namun sangat elegan.
Pastinya sangat unik karena tidak banyak yang berani membawa konsep desain seperti ini pada websitenya.
Kunjungi websitenya : juliebonnemoy.com
14. Jean Jullien
Bicara soal website portofolio desain yang unik, tidak lengkap rasanya kalau belum membahas Jean Jullien.
Website portofolio miliknya sangat sederhana. Karya terbaiknya berada di halaman pertama, sehingga pengunjung dapat melihatnya melalui slide show.
Untuk mengetahui lebih detail tentang karya-karya Jean Jullien yang lain, pengunjung bisa mengeklik menu yang ditampilkan di bagian atas.
Menunya juga sederhana, hanya berupa clickable text. Pada menu Word menampilkan karyanya.
Selain itu, Jean Jullien juga menambahkan beberapa menu lainnya seperti di bawah ini.
- News: menampilkan update dari Jean Jullien dan karya-karyanya, pameran, dan sebagainya
- About: menjelaskan tentang siapa itu Jean Jullien
- Contact: menampilkan kontak untuk menghubungi Jean Jullien secara langsung
Kunjungi websitenya : jeanjullien.com
15. Mads Burcharth
Mads Burcharth cukup berani dalam membangun website portofolio desain.
Ketika desainer lain memilih warna putih polos dan menonjolkan karyanya, Mads justru memilih warna salem.
Warna ini sebenarnya tampak mencolok dan menarik perhatian pengunjung website.
Tidak hanya itu, Mads juga menampilkan lebih banyak teks daripada gambar di situs webnya.
Hasil karya desainnya disajikan hanya dalam bentuk slideshow. Pengunjung juga tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang desain.
Website portofolio seperti ini hanya cocok untuk desainer yang sudah terkenal.
Tentunya sudah punya nama besar. Untuk para desainer yang masih merintis, sebaiknya gunakan gaya lain dalam mendesain website portofolio.
Kunjungi websitenya : mads.design
16. Nathan Taylor
Kali ini ada website portofolio desain yang unik lagi. Pemiliknya merupakan desainer asal Tokyo, Jepang, bernama Nathan Taylor.
Di halaman utama, pengunjung akan langsung berjumpa dengan hasil karya dari Nathan Taylor.
Pengunjung tidak hanya bisa melihat karyanya, tapi bisa juga berinteraksi langsung dengan karya tersebut.
Akan ada reaksi berbeda setiap kali mouse diarahkan ke salah satu karya di halaman utama ini.
Clickable telah membuat beberapa karya secara detail.
Selain memperkenalkan desainnya, pengunjung website juga akan merasakan pengalaman menarik. Tidak ada menu yang bisa Anda lihat pada halaman utama ini.
Anda hanya akan menemukan email dari Nathan Taylor yang ada di bagian paling bawah halaman awal.
Kunjungi websitenya : nathanpaultaylor.com
17. David Shrigley
Apakah Anda memiliki desain dengan berbagai macam jenis atau genre?
Jika iya, Anda bisa menampilkannya di website portofolio desain yang terinspirasi dari David Shringley.
David mendesain website portofolionya dengan begitu menarik.
Menu-menu yang mewakili setiap kategori karya tidak ditampilkan dengan cara yang biasa.
David mengemasnya dalam sebuah clickable image.
Selain itu, David juga tetap menampilkan menu dalam bentuk teks dan link seperti biasa melalui “Menu “ yang bisa dijumpai pada kanan atas halaman.
Hampir sama seperti website portofolio lainnya, ada juga menu Info, Contact, dan Shop.
Kunjungi websitenya : davidshrigley.com
18. Marian Bantjes
Kalau dilihat dari tampilannya, website portofolio desain miliki Marian Bantjes memang tidak ada yang spesial.
Tapi Anda akan langsung merasakan perbedaan begitu mencoba untuk mengunjunginya.
Satu hal spesial yang dimiliki oleh website ini adalah loading yang super cepat. Seluruh halamannya akan selesai dimuat dalam waktu kurang dari 1 detik. Marian
Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana sebuah website berisi begitu banyak gambar tapi bisa loading dengan cepat?
Kuncinya ada pada ukuran gambar yang ditampilkan. Bantjes menggunakan ukuran gambar yang tidak terlalu besar.
Untuk mendapatkan file gambar berukuran kecil, Anda bisa mengompresnya terlebih dahulu menggunakan aplikasi.
Setelah itu baru diupload ke website. Saat ini juga sudah banyak plugin yang bisa dipakai untuk mengompres gambar secara langsung.
Kunjungi websitenya : marianbantjes.com
19. Vashti Harrison
Tidak sedikit desainer grafis yang tidak memiliki spesialisasi tertentu. Mungkin Anda juga termasuk salah satunya.
Website portofolio desain yang paling cocok untuk desainer seperti ini adalah seperti milik Vashti Harrison.
Tampilannya tampak biasa saja dengan drop down menu di bagian paling atas halaman.
Vashti lebih mengutamakan kemudahan navigasi pengguna dibandingkan keunikan desain websitenya. Menu-menu disusun berdasarkan kategorinya.
Cara ini memang lebih mudah bagi pengunjung untuk mengetahui struktur website portofolio tersebut.
Tidak hanya menampilkan hasil karyanya untuk keperluan self branding, Vashti juga menyertakan link untuk pembelian produknya.
Cara ini bisa Anda praktikkan juga untuk meningkatkan jumlah penjualan produk.
Kunjungi websitenya : vashtiharrison.com
20. Annie Atkins
Annie Atkins mengemas website portofolio desainnya dengan sangat menarik.
Di halaman awal atau home page terdapat karya-karyanya yang diselingi dengan Question and Answer (Q&A).
Selain diajak untuk mengenal Annie lebih dalam, pengunjung juga diajak untuk melihat karyanya.
Pada halaman awal ini, Annie ingin memperkenalkan dirinya sambil bercerita banyak hal. Mulai dari caranya bekerja atau berkarya, menceritakan tempat kerjanya, dan masih banyak lagi.
Di bagian paling atas terdapat beberapa menu yang bisa diklik untuk melihat lebih banyak karya Annie Atkins.
Desain yang simpel pada website ini membuat siapa saja merasa betah saat mengunjunginya.
Cara Annie mengemas karyanya juga cukup menarik. Pengunjung bisa mengeklik salah satu karya yang membuatnya tertarik.
Secara otomatis akan diarahkan ke halaman baru yang menampikan lebih banyak gambar dari project tersebut.
Annie juga tidak lupa menyertakan CTA menuju ke halaman di mana project hasil karyanya tersebut dirilis.
Jadi, pengunjung bisa menikmati karyanya secara langsung.
Kunjungi websitenya : annieatkins.com
21. Jessica Hische
Ashley Farrand menampilkan informasi singkat pada website portofolio desain, Jessica Hische justru sebaliknya.
Jessica menampilkan informasi yang sangat lengkap pada website portofolionya.
Mari bedah website Jessica Hische dari menunya terlebih dahulu. Terdapat 5 buah menu berikut ini.
- Work: berisi seluruh karya Jessica yang berupa ilustrasi, lettering, dan sebagainya. Di dalamnya terdapat sub menu yang mewakili setiap kategori. Submenu di sini antara lain advertising, books & film, editorial, products & miscellany, fonts, dan logos.
- Logos: fokus menampilkan hasil karya Jessica dalam memperbarui logo yang sudah ada.
- Writing & teaching: berisi tulisan yang dibagikan oleh Jessica Hische.
- About: perkenalan diri Jessica Hische.
- Shop: pengunjung bisa membeli hasil karya Jessica di sini.
Selain menu super lengkap seperti ini, masih ada banyak hal menarik dari website portofolio desain milik Jessica. Berikut adalah beberapa poin menarik lainnya.
- Ada berita baru yang ditujukan kepada pelanggan yang telah mengirimkan atau submit alamat email.
- Desain dilengkapi dengan deskripsi lengkap mengenai desain.
- Terdapat testimonial, video (terutama untuk animasi), Penghargaan, dan CTA untuk membeli karya seni.
- Ada halaman khusus blog yang menampilkan tulisan Jessica tentang desain.
- Terdapat kontak berupa alamat email untuk menghubungi Jessica. Calon pelanggan dapat memilih berbagai filter yang mereka butuhkan. Dari desain hingga anggaran yang dibutuhkan.
Dari segi desain, situs web portofolio Jessica tidak terlalu istimewa. Hampir sama dengan website pada umumnya.
Kunjungi websitenya : jessicahische.is
Website portofolio desain manfaatnya sangat banyak yaitu membangun reputasi, marketing, dan meyakinkan calon klien.
Tidak sulit untuk membangun website portofolio. Anda bisa mulai menggunakan WordPress dan memilih template yang tepat untuk memajang karya-karya terbaik.