Dengan mengoptimalkan caching dan mengurangi beban server, W3 Total Cache membantu meningkatkan kecepatan situs web dan kinerja yang lebih baik. Lalu bagaimana cara setting W3 Total Cache?
Nah, di artikel ini kita akan membahas banyak hal seputar W3 Total Cache. Pembahasan ini mulai dari pengertian, cara install hingga bagaimana melakukan setting W3 Total Cache untuk mendapatkan performa web yang maksimal.
Apa itu W3 Total Cache?
W3 Total Cache adalah sebuah plugin caching (penyimpanan sementara) untuk platform manajemen konten WordPress.
Plugin ini hadir untuk meningkatkan kinerja situs web dengan meningkatkan kecepatan loading halaman dan mengurangi beban server.
W3 Total Cache menggunakan beberapa teknik caching termasuk caching halaman, database, objek, browser, dan opcode (bytecode hasil dari kompilasi kode sumber).
Plugin ini juga membawa fitur-fitur lain seperti minifikasi dan penggabungan file CSS dan JavaScript, kontrol cache untuk pengguna mobile, dan integrasi dengan layanan CDN (Content Delivery Network) untuk mempercepat pengiriman konten situs web.
Baca Juga : Mobile Speed Score, Seberapa Penting Untuk Website Anda?
Fungsi W3 Total Cache
Sebelum membahas cara setting W3 Total Cache, terlebih dahulu kita akan membahas beberapa fungsi dan kegunaan dari plugin ini:
1. Mempercepat Waktu Muat Halaman (Page Load Time)
W3 Total Cache membantu mengoptimalkan website Anda dengan meminimalkan waktu yang untuk memuat halaman web.
Hal ini dapat membantu meningkatkan pengalaman pengguna dan juga dapat membantu meningkatkan peringkat SEO Anda.
2. Meningkatkan Performa Situs Web
W3 Total Cache dapat meningkatkan performa situs web dengan mengurangi beban server, mengurangi waktu pemrosesan dan mengurangi penggunaan bandwidth.
3. Mengurangi Beban Server
Dengan mengurangi beban server, W3 Total Cache dapat membantu menghindari downtime dan juga meningkatkan keamanan situs web Anda.
4. Mempercepat Waktu Unggah Halaman
Jika Anda melakukan cara setting W3 Total Cache dengan benar, plugin ini dapat membantu mempercepat waktu unggah halaman dengan menyimpan salinan halaman web di cache dan memuatnya secara cepat saat halaman web itu kita akses lagi.
5. Meminimalkan Penggunaan Bandwidth
W3 Total Cache dapat membantu meminimalkan penggunaan bandwidth dengan menyimpan salinan halaman web di cache.
Hal ini dapat membantu mengurangi biaya hosting dan meningkatkan kecepatan situs web Anda.
6. Mengurangi Waktu Pemrosesan
Dengan meminimalkan waktu pemrosesan, W3 Total Cache dapat membantu mengoptimalkan situs web Anda untuk meningkatkan kecepatan dan performa.
Tutorial Cara Menginstal W3 Total Cache pada WordPress
Selain cara setting W3 Total Cache, sangat penting untuk mengetahui bagaimana panduan menginstal plugin W3 Total Cache pada WordPress. Berikut tutorialnya untuk Anda:
- Pertama, masuk ke dasbor WordPress Anda. Di menu sebelah kiri, klik pada opsi “Plugin” dan pilih “Tambah Baru“.
- Di halaman selanjutnya, cari plugin “W3 Total Cache” di kolom pencarian di sudut kanan atas halaman. Setelah plugin Anda temukan, klik tombol “Pasang Sekarang“.
- Setelah plugin terpasang, klik tombol “Aktifkan” untuk mengaktifkannya.
Itulah langkah-langkah untuk menginstal plugin W3 Total Cache pada WordPress. Selamat mencoba!
Dasar-dasar Cara Setting W3 Total Cache pada WordPress
Di bawah ini adalah tutorial tentang cara mengatur dasar-dasar W3 Total Cache pada WordPress.
1. Konfigurasi W3 Total Cache
Setelah menginstal plugin W3 Total Cache, Anda perlu melakukan konfigurasi untuk mengaktifkan caching.
Anda dapat melakukan konfigurasi dengan mengklik menu Performance di dashboard WordPress Anda dan memilih W3 Total Cache.
2. Aktifkan Caching
Di menu General Settings, aktifkan opsi Page Cache dan Browser Cache. Page Cache akan menyimpan salinan halaman website Anda di server, sehingga website dapat termuat lebih cepat.
Browser Cache akan menyimpan sumber daya halaman web seperti gambar, file CSS, dan file JavaScript di browser pengunjung, sehingga pengunjung tidak perlu mengunduh sumber daya tersebut setiap kali mengunjungi halaman yang sama.
3. Konfigurasi Database Cache
Di menu Database Cache, Anda dapat mengaktifkan opsi Database Cache dan memilih metode caching yang Anda inginkan.
Database Cache akan menyimpan salinan database WordPress di memori server, sehingga website dapat memuat halaman lebih cepat. Pilih opsi pengaturan yang paling cocok untuk server Anda.
4. Konfigurasi Object Cache
Pada menu Object Cache, Anda dapat mengaktifkan opsi Object Cache. Object Cache akan menyimpan hasil pengolahan kode PHP di server, sehingga website dapat memuat halaman lebih cepat.
Pilih opsi pengaturan yang paling cocok untuk server Anda.
5. Konfigurasi Minify
Di menu Minify, Anda dapat mengaktifkan opsi Minify CSS dan JavaScript. Minify akan memperkecil file CSS dan JavaScript pada website Anda, sehingga website dapat memuat halaman lebih cepat.
Pilih opsi pengaturan yang paling cocok untuk website Anda.
6. Konfigurasi CDN
Di menu CDN, Anda dapat mengaktifkan opsi CDN (Content Delivery Network) jika Anda menggunakan CDN.
CDN akan menyimpan sumber daya website Anda di server di seluruh dunia, sehingga website dapat termuat lebih cepat di seluruh dunia.
7. Konfigurasi lainnya
Di menu lainnya, Anda dapat menyesuaikan pengaturan untuk cache halaman khusus, pengguna, dan pemuatan awal.
Anda juga dapat menambahkan aturan cache untuk plugin lain dan mengaktifkan fitur lain seperti varnish cache dan lazy load.
8. Tes Kecepatan Website
Setelah menyelesaikan konfigurasi, Anda dapat menguji kecepatan website Anda dengan alat seperti GTmetrix atau Google PageSpeed Insights.
Jika ada masalah, Anda dapat mengembalikan pengaturan W3 Total Cache ke pengaturan default atau meminta bantuan dari ahli WordPress.
Itulah tutorial dasar tentang cara mengatur W3 Total Cache pada WordPress. Ingatlah bahwa setiap website memiliki konfigurasi server dan pengunjung yang berbeda, sehingga pengaturan W3 Total Cache dapat berbeda untuk setiap website.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami konfigurasi server Anda dan menyesuaikan pengaturan W3 Total Cache dengan baik.
Bagaimana Cara Setting W3 Total Cache?
Seperti yang sudah kita tahu, W3 Total Cache adalah plugin caching WordPress yang populer dan berguna untuk meningkatkan kecepatan situs web.
Nah, berikut adalah tutorial lengkap cara setting W3 Total Cache:
1. Cara Setting W3 Total Cache pada Page Cache
Salah satu fitur yang tersedia di W3 Total Cache adalah Page Cache, yang dapat menyimpan salinan halaman web di server sehingga mempercepat waktu muat halaman.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengatur Page Cache di W3 Total Cache:
- Buka halaman pengaturan W3 Total Cache dengan klik “Performance” di menu utama WordPress, kemudian pilih “General Settings“.
- Pada tab “Page Cache“, aktifkan opsi “Enable” untuk mengaktifkan fitur Page Cache.
- Anda dapat menyesuaikan pengaturan Page Cache sesuai kebutuhan Anda, seperti:
- Page Cache Method: Pilih metode caching yang ingin Anda gunakan. W3 Total Cache mendukung metode disk caching, disk enhanced caching, dan opcode caching.
- Page Cache Time: Tentukan berapa lama salinan halaman web akan tersimpan di cache sebelum Anda update.
- Page Cache Behavior: Pilih opsi apakah halaman web yang tersimpan di cache akan disajikan kepada pengguna yang belum masuk atau tidak.
- Ignored Query Strings: Anda dapat menentukan query string yang ingin Anda abaikan saat membuat salinan halaman web di cache.
- Setelah Anda selesai mengatur Page Cache, klik tombol “Save Settings & Purge Caches” untuk menyimpan pengaturan dan membersihkan cache yang ada.
Dengan mengatur Page Cache di W3 Total Cache, website Anda akan lebih cepat termuat karena halaman web yang sudah di-cache akan tampil langsung dari server.
Namun, pastikan untuk memantau performa website Anda dan memperbarui pengaturan Page Cache jika perlu.
2. Tutorial Cara Setting Minify di W3 Total Cache
Salah satu fitur dari W3 Total Cache adalah Minify, yang dapat mengurangi ukuran file CSS, JavaScript, dan HTML untuk mempercepat waktu muat halaman.
Berikut adalah tutorial cara setting W3 Total Cache terkait Minify:
- Buka menu W3 Total Cache di dashboard WordPress Anda.
- Klik tab Performance, kemudian klik submenu Minify.
- Pilih Enable di bagian General Settings untuk mengaktifkan fitur Minify.
- Pilih file CSS, JavaScript, dan HTML yang ingin Anda minify. Jika Anda tidak yakin, biarkan pilihan default.
- Pada bagian Minify Mode, pilih Manual untuk mengontrol setiap file yang diminta. Jika Anda memilih Auto, W3 Total Cache akan secara otomatis minify setiap file tanpa perlu pengaturan manual.
- Pilih Save Settings & Purge Caches untuk menyimpan pengaturan Anda.
- Coba akses halaman website Anda untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul.
Itulah tutorial cara setting Minify di W3 Total Cache. Semoga informasi ini dapat membantu meningkatkan kecepatan website Anda.
3. Cara setting Database Cache di W3 Total Cache
Selain melakukan caching pada file HTML, CSS, dan JavaScript, W3 Total Cache juga mendukung database caching, yang membantu meningkatkan performa situs WordPress Anda.
Berikut adalah cara setting W3 Total Cache terkait database cache:
- Pastikan Anda sudah menginstal plugin W3 Total Cache. Jika belum, Anda bisa menginstalnya melalui menu Plugin di dashboard WordPress.
- Setelah menginstal plugin, buka halaman Settings -> Performance.
- Pilih tab Database Cache.
- Centang kotak “Enable” pada opsi “Database Cache“.
- Pilih metode caching yang ingin Anda gunakan. Terdapat tiga pilihan:
- Disk: caching bekerja pada disk server Anda.
- Opcode: caching bekerja pada memory server menggunakan opcode caching seperti APC, Xcache, atau Zend.
- Memcached: caching bekerja pada memory server menggunakan Memcached.
- Setelah memilih metode caching, klik tombol “Save Settings & Purge Caches“.
- Selanjutnya, Anda bisa menyesuaikan pengaturan caching database sesuai kebutuhan Anda. Beberapa pengaturan yang bisa Anda ubah adalah:
- Time to Live (TTL): lama waktu cache tersimpan sebelum sistem meng Semakin lama TTL, semakin sedikit query database yang akan dilakukan, namun risiko kehilangan data juga semakin besar.
- Cache Preload: jika Anda ingin mengisi cache database secara otomatis setiap kali cache terhapus, Anda bisa mengaktifkan opsi ini.
- Maximum Object Size: batas ukuran objek yang ter Objek dengan ukuran lebih besar dari ini tidak akan tercache.
- Ignored Query Strings: daftar query string yang terabaikan saat caching.
- Setelah Anda menyesuaikan pengaturan sesuai kebutuhan, jangan lupa klik tombol “Save Settings & Purge Caches” untuk menyimpan pengaturan.
4. Tutorial Cara setting Object Cache di W3 Total Cache
Fitur Object Cache di W3 Total Cache dapat membantu meningkatkan performa website WordPress dengan menyimpan data objek dalam memori sehingga dapat diakses lebih cepat.
Berikut adalah cara setting W3 Total Cachet pada Object Cache:
a). Aktivasi Object Cache
Setelah W3 Total Cache diinstal, Anda perlu mengaktifkan Object Cache. Ikuti langkah-langkah berikut:
- Login ke dashboard WordPress Anda.
- Pilih menu “Performance” dan klik “General Settings“.
- Di bagian “Page Cache“, pastikan opsi “Enable” telah dipilih.
- Scroll ke bawah hingga menemukan bagian “Object Cache“.
- Pilih opsi “Enable” untuk mengaktifkan Object Cache.
- Pilih opsi “Disk” untuk metode caching Object Cache.
- Klik “Save Settings & Purge Caches“.
b). Konfigurasi Object Cache
Setelah mengaktifkan Object Cache, Anda perlu melakukan konfigurasi untuk menyesuaikan dengan website WordPress Anda. Ikuti langkah-langkah berikut:
- Pilih menu “Performance” dan klik “Object Cache“.
- Pilih opsi “Disk” pada bagian “Method“.
- Pada bagian “Advanced“, pastikan “Cache Preload” tidak aktifkan.
- Pada bagian “Object Cache Groups“, Anda dapat menambahkan atau menghapus grup yang ingin di-cache.
- Klik “Save Settings & Purge Caches“.
c). Verifikasi Object Cache
Terakhir, Anda dapat memverifikasi Object Cache telah berhasil diaktifkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
- Pilih menu “Performance” dan klik “Object Cache“.
- Pada bagian “Status“, pastikan terdapat pesan “Object Cache: Ready/Enable” dan “Object Cache: Using Disk“.
- Anda juga dapat menggunakan plugin WP Redis atau plugin WP Memcached untuk mengoptimalkan Object Cache.
Dengan mengikuti tutorial di atas, Anda dapat mengaktifkan dan mengkonfigurasi Object Cache di W3 Total Cache untuk meningkatkan performa website WordPress Anda.
5. Cara setting Browser Cache di W3 Total Cache
Salah satu fitur yang dimiliki oleh W3 Total Cache adalah Browser Cache.
Dengan menggunakan fitur ini, pengguna dapat memanfaatkan caching di sisi browser pengguna untuk meningkatkan kecepatan situs web.
Berikut adalah langkah-langkah cara setting W3 Total Cache untuk mengaktifkan fitur Browser Cache:
- Setelah W3 Total Cache terpasang, buka menu “Performance” di dashboard WordPress, lalu klik “General Settings“.
- Pada halaman General Settings, cari bagian “Browser Cache” dan pastikan opsi “Enable” sudah dicentang. Anda juga dapat memilih opsi “Set Last-Modified header“, “Set expires header“, dan “Set cache control header” untuk mengoptimalkan fitur Browser Cache.
- Selanjutnya, pilih tab “CSS & JS” dan cari opsi “Minify mode“. Pastikan opsi ini diatur ke “Manual” atau “Auto“, tergantung pada preferensi Anda. Jika Anda memilih opsi “Manual“, Anda perlu menentukan file CSS dan JavaScript yang ingin di-minify melalui menu “Minify” di dashboard WordPress.
- Kembali ke menu “Performance” dan pilih tab “Browser Cache“. Di halaman ini, Anda dapat mengatur header yang ingin Anda kirim ke browser pengguna melalui opsi “HTTP Headers“. Anda juga dapat memilih opsi “Prevent caching of objects after settings change” dan “Enable HTTP (gzip) compression” untuk meningkatkan performa situs web.
- Setelah selesai mengatur opsi-opsi di W3 Total Cache, jangan lupa untuk menyimpan pengaturan Anda dengan mengklik tombol “Save all settings” di bagian bawah halaman.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda sudah berhasil mengaktifkan fitur Browser Cache di W3 Total Cache.
Anda dapat menguji kecepatan situs web dengan menggunakan tool seperti Google PageSpeed Insights atau GTmetrix untuk melihat perubahan performa situs web setelah mengaktifkan caching di sisi browser pengguna.