Kenali 10+ Penyebab Deindex Google pada Website, Jangan Sampai Salah

Joko Warino

Kenali 10 Penyebab Deindex Google pada Website, Jangan Sampai Salah

Apakah traffic dan impresi website Anda menurun? Bisa jadi website Anda terkena deindex dari Google.

Deindex merupakan mimpi buruk bagi pemilik website dan praktisi SEO, karena berdampak langsung pada penurunan atau bahkan hilangnya performa SEO secara signifikan.

Ingin tahu lebih lanjut tentang deindex Google dan penyebabnya? Simak ulasan lengkap berikut ini.

Apa itu Deindex Google pada Website?

Deindex Google adalah kondisi di mana sebuah halaman atau seluruh website dikeluarkan dari indeks pencarian Google.

Ketika ini terjadi, halaman yang terkena deindex tidak akan muncul di hasil pencarian Google, sehingga menghilangkan potensi traffic dari mesin pencari.

Deindex bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari pelanggaran kebijakan Google, seperti konten duplikat, praktik SEO yang tidak etis (black hat SEO), hingga adanya malware atau aktivitas mencurigakan di website.

Penyebab Deindex Google pada Website

Berikut adalah penyebab umum deindex Google pada website:

1. Konten duplikat

Konten duplikat merupakan salah satu penyebab utama deindexing dari Google.

Konten duplikat terjadi ketika konten yang sama atau sangat mirip muncul di lebih dari satu URL.

Mesin pencari seperti Google tidak menyukai konten duplikat karena menyulitkan mereka untuk menentukan halaman mana yang paling relevan untuk ditampilkan dalam hasil pencarian.

Selain itu, konten duplikat dapat mengurangi kualitas pengalaman pengguna karena mereka mungkin menemukan konten yang sama berulang kali dalam hasil pencarian.

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memastikan bahwa setiap halaman di website memiliki konten unik dan bermanfaat.

Jika Anda harus memiliki konten yang mirip di beberapa halaman, gunakan tag kanonik untuk memberi tahu Google halaman mana yang harus diindeks.

2. Cloaking

Cloaking adalah teknik SEO yang sangat terlarang di mana konten atau URL yang berbeda disajikan kepada pengguna dan mesin pencari.

Praktik ini melanggar pedoman webmaster Google karena dianggap menipu mesin pencari agar memberikan peringkat lebih tinggi kepada halaman yang sebenarnya tidak relevan atau tidak berguna bagi pengguna.

Contoh cloaking termasuk menampilkan halaman teks yang kaya kata kunci kepada mesin pencari, tetapi menampilkan halaman yang penuh dengan gambar atau Flash kepada pengguna.

Untuk menghindari penalti karena cloaking, pastikan bahwa konten yang disajikan kepada pengguna dan mesin pencari adalah sama.

Fokuslah pada memberikan pengalaman yang konsisten dan bermanfaat bagi semua pengunjung website.

3. Keyword stuffing

Keyword stuffing adalah praktik di mana kata kunci dimasukkan ke dalam konten web secara berlebihan dan tidak alami dengan tujuan untuk memanipulasi ranking mesin pencari.

Google dan mesin pencari lainnya telah menjadi sangat canggih dalam mendeteksi keyword stuffing, dan praktik ini sekarang lebih mungkin untuk merugikan peringkat Anda daripada membantunya.

Keyword stuffing

Konten yang diisi dengan kata kunci berlebihan sering kali tidak terbaca dan tidak bermanfaat bagi pengguna, yang dapat meningkatkan bounce rate dan merusak reputasi website.

Sebagai gantinya, fokuslah pada pembuatan konten yang berkualitas tinggi dan relevan yang menggunakan kata kunci secara alami dan kontekstual.

4. Backlink yang Buruk

Backlink yang buruk dapat sangat merugikan website dan menyebabkan deindexing.

Google menggunakan backlink sebagai salah satu faktor utama dalam menentukan kredibilitas dan relevansi sebuah website.

Namun, tidak semua backlink dianggap sama. Backlink dari web yang berkualitas rendah, spam, atau web yang telah dihukum oleh Google dapat merusak reputasi website.

Backlink yang Buruk

Selain itu, praktik membeli backlink atau terlibat dalam skema pertukaran link juga sangat dilarang.

Untuk membangun profil backlink yang sehat, fokuslah pada mendapatkan tautan dari web yang memiliki reputasi baik dan relevan dengan niche Anda.

Buat konten yang bernilai dan berguna yang secara alami akan menarik tautan dari web lain.

5. Spam user-generated content (UGC)

Spam user-generated content (UGC) adalah konten yang dibuat oleh pengguna, seperti komentar, forum posting, atau ulasan, yang bersifat spam.

Hal ini bisa mencakup tautan yang tidak relevan, promosi produk, atau bahkan teks yang tidak masuk akal.

Jika tidak diawasi dengan baik, spam UGC dapat menurunkan kualitas website di mata Google dan pengguna.

Selain itu, terlalu banyak spam UGC dapat membuat website terlihat tidak profesional dan tidak terawat. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memiliki sistem moderasi yang efektif.

Gunakan alat otomatis dan moderasi manual untuk menyaring konten yang tidak diinginkan dan menjaga kualitas website.

6. Konten Berkualitas Rendah

Konten berkualitas rendah adalah konten yang tidak memberikan nilai tambah kepada pengguna atau tidak memenuhi kebutuhan pencarian mereka.

Konten semacam ini sering kali tipis, kurang informatif, dan tidak menarik.

Google berusaha untuk menyediakan hasil pencarian yang memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya, sehingga halaman dengan konten berkualitas rendah sering kali diabaikan atau bahkan dihapus dari indeksnya.

Untuk memastikan konten berkualitas tinggi, fokuslah pada membuat konten yang mendalam, informatif, dan relevan dengan audiens.

Gunakan penelitian kata kunci untuk memahami apa yang dicari pengguna dan buat konten yang menjawab pertanyaan mereka dengan cara yang jelas dan komprehensif.

Bila Anda butuh konten yang baik silahkan gunakan jasa kami di Jasa Artikel Berkualitas.

7. Malware atau Phishing

Malware atau phishing adalah ancaman serius bagi pengguna internet, dan Google mengambil tindakan tegas terhadap web yang terinfeksi malware atau digunakan untuk phishing.

Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mengganggu, atau mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputer.

Malware atau Phishing

Phishing, di sisi lain, adalah upaya untuk memperoleh informasi sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, dan detail kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas yang dapat dipercaya.

Jika website terinfeksi malware atau terlibat dalam aktivitas phishing, Google akan menghapusnya dari indeks untuk melindungi pengguna dari ancaman ini.

Untuk mencegah masalah ini, penting untuk memastikan bahwa web Anda aman dengan menggunakan perangkat lunak keamanan yang andal, memperbarui platform dan plugin secara teratur, serta memantau website secara rutin untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

Baca Juga : 8+ Jenis Malware pada Website yang Harus Anda Tahu!

8. Masalah Server atau downtime

Masalah server atau downtime yang sering terjadi dapat sangat merugikan peringkat web di mesin pencari.

Ketika web tidak dapat diakses karena masalah server atau pemeliharaan yang tidak terencana, Google mungkin menganggap web tersebut tidak dapat diandalkan dan akhirnya menghapusnya dari indeksnya.

Pengguna juga akan merasa frustrasi jika sering menemukan website tidak dapat diakses, yang dapat merusak reputasi dan kepercayaan mereka terhadap web Anda.

Untuk mencegah masalah ini, pastikan Anda menggunakan layanan hosting yang andal, memantau uptime website secara berkala, dan melakukan pemeliharaan server secara terencana di waktu yang tidak akan mengganggu pengguna.

9. Penggunaan Doorway Pages

Penggunaan doorway pages adalah praktik di mana halaman-halaman dibuat dengan tujuan tunggal untuk menarik lalu lintas dari mesin pencari dan kemudian mengarahkan pengguna ke halaman lain.

Penggunaan Doorway Pages

Halaman ini biasanya dioptimalkan untuk kata kunci tertentu tetapi tidak memberikan konten yang bermakna bagi pengguna.

Google menganggap praktik ini sebagai manipulatif dan merugikan pengalaman pengguna, sehingga dapat menyebabkan deindexing.

Untuk menghindari penalti, pastikan setiap halaman di web memberikan konten yang bermanfaat dan relevan secara langsung kepada pengguna tanpa perlu mengarahkan mereka ke halaman lain.

10. Penipuan atau Konten Menyesatkan

Penipuan atau konten menyesatkan adalah alasan lain mengapa Google mungkin menghapus website dari indeksnya.

Konten yang menyediakan informasi yang salah, menyesatkan, atau mencoba menipu pengguna dapat merusak pengalaman pengguna dan merusak reputasi Google sebagai penyedia informasi yang dapat dipercaya.

Misalnya, website yang mengklaim menawarkan produk atau layanan yang tidak benar-benar ada, atau memberikan informasi medis yang salah, dapat dihukum oleh Google.

Untuk menghindari masalah ini, pastikan bahwa semua konten di web Anda akurat, dapat dipercaya, dan memberikan nilai tambah bagi pengguna.

11. Pelanggaran Hak Cipta 

Pelanggaran hak cipta adalah masalah serius yang dapat menyebabkan deindexing.

Google menghormati hak kekayaan intelektual dan akan menghapus konten yang melanggar hak cipta dari indeksnya jika ada keluhan yang valid.

Menyediakan konten yang melanggar hak cipta, seperti menyalin artikel, gambar, video, atau musik tanpa izin dari pemiliknya, dapat menyebabkan web dihapus dari hasil pencarian Google.

Untuk menghindari masalah ini, pastikan hanya menggunakan konten yang Anda miliki haknya atau memiliki izin untuk menggunakan.

Jika menggunakan konten pihak ketiga, pastikan Anda memberikan atribusi yang benar dan mematuhi semua peraturan hak cipta yang berlaku.

Dengan memperhatikan poin-poin ini, Anda dapat menjaga web tetap aman dari deindexing dan memastikan bahwa konten memenuhi pedoman Google serta memberikan pengalaman yang positif dan berharga bagi pengguna.

Penutup

penyebab deindexing Google adalah bahwa menjaga keberadaan web di indeks Google memerlukan kepatuhan terhadap pedoman SEO yang etis dan fokus pada pengalaman pengguna.

Untuk menghindari deindexing, penting untuk menghindari konten duplikat, cloaking, keyword stuffing, backlink yang buruk, dan spam user-generated content.

Selain itu, memastikan konten berkualitas tinggi, menghindari malware atau phishing, tidak menggunakan praktik Black Hat SEO, menjaga server tetap stabil, dan tidak menggunakan doorway pages adalah kunci untuk memastikan website tetap diindeks dan dapat diakses oleh pengguna dengan aman dan bermanfaat.

Baca Juga : Takut Kena Pinalti, Pelajari 10 Tips Mencegah Deindex Google Berikut Ini

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang blogger yang mendalami dunia SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2012 hingga saat ini dan terus belajar memahami perkembangan logaritma yang terus di update oleh Google.

Tinggalkan komentar