Dalam dunia blog, pasti tidak asing dengan istilah CTA. Ini karena CTA menjadi salah satu komponen penting dalam konten website. CTA adalah kependekan dari call to action.
Namun, sebenarnya apa itu call to action? Apa manfaat CTA? Bagaimana cara membuat CTA?
Di artikel ini, Anda akan mempelajari
- Apa itu CTA,
- Mengapa CTA itu penting, juga
- Bagaimana membuatnya.
Definisi CTA
Call to Action (CTA) adalah istilah pemasaran dengan mengacu pada apa yang ingin dilakukan audiens setelah melihat atau membaca suatu konten marketing.
Jadi, CTA atau call to action adalah istilah pemasaran yang mengacu pada konten, seperti gambar, tombol, atau baris teks yang dimaksudkan untuk meminta pengguna melakukan tindakan tertentu.
Umumnya CTA ini berbentuk instruksi atau arahan menggunakan kata kerja tindakan yang mengarahkan audiens ke langkah selanjutnya dari suatu proses.
Contoh CTA, yaitu:
- Mulai atau Start atau Play,
- Beli Sekarang atau Buy/Buy Now,
- Daftar Sekarang atau Register/Register Now,
- Ikuti Kami atau Subscribe,
- Klik Di Sini atau Click Here,
- Apply Now,
- Download,
- Claim,
- dan lain-lain.
Lazimnya, CTA ini ditempatkan di “tombol” khusus dengan warna yang menarik. Selain itu, di dalam ‘instruksi CTA’ akan diisi sebuah tautan menuju halaman tujuan (produk, jasa, atau yang lainnya).
Contoh konten dari organisasi amal. Umumnya di akhir konten akan ada call to action untuk melakukan tindakan seperti menghubungi nomor contact person untuk informasi lebih lanjut, mengunjungi halaman web, atau melakukan donasi.
Manfaat CTA
Call to action dibuat bukan tanpa tujuan. Adanya call to action ini memiliki beberapa manfaat, yaitu.
1. Menyederhanakan Suatu Proses
Pertama, CTA yang strategis dapat membantu Anda memandu pengunjung memulai suatu perjalanan, sebutlah perjalanan pembelian atau pendaftaran. Nantinya, jika ajakan ini sukses akan berdampak pada tingkat konversi.
CTA yang benar-benar efektif akan sangat membantu dalam menarik perhatian pengunjung, membangkitkan minat, juga bisa lancar membimbing audiens melalui suatu proses pembelian atau pendaftaran tanpa membuat bingung.
2. Meminimalkan Bounce Rate
Ketika audiens bingung atau tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka akan pergi begitu saja dari situs. Nah tindakan ini disebut dengan bounce.
Bounce adalah keadaan di mana pengunjung hanya datang dan tidak melakukan aksi apa pun kemudian keluar dari situs. Sedangkan bounce rate adalah pengukuran untuk mengetahui tingkat bounce yang terjadi pada suatu situs.
Jika banyak pengunjung yang meninggalkan situs tanpa melakukan aksi maka rate-nya akan tinggi. Untuk menurunkan angka bounce ini Anda membutuhkan ajakan yang efektif untuk memandu pengunjung.
3. Menambah Value Konten
Setiap konten dibuat berdasarkan tujuan masing-masing. Dan masing-masing tujuan membutuhkan ajakan yang tepat. Sebutlah konten kelas kursus membutuhkan ajakan seperti “daftar kelas sekarang”.
Ajakan yang tepat ini akan menambah value konten dalam pemenuhan kebutuhan audiens.
4. Meningkatkan Konversi
Ketika banyak audiens mengklik tombol ajakan dan mulai mengisi formulir maka akan makin banyak leads, customer, atau prospect yang Anda peroleh.
Dari banyaknya lalu lintas ini, Anda bisa memperluas basis konsumen, memberikan komunikasi berkelanjutan, atau juga mengubah prospek menjadi pelanggan.
5. Meningkatkan Pendapatan Perusahaan
Bukan hal yang langka jika bisnis menggunakan CTA untuk mempromosikan barang atau jasa kemudian menghasilkan lebih banyak penjualan dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Jenis-Jenis CTA
Dari penjelasan di atas, pasti Anda bisa menangkap beberapa contoh dari CTA. Namun, jika mengklasifikasikan beberapa contoh tersebut, maka Anda dapat menemukan bahwa CTA terdiri atas beberapa jenis.
Apa saja jenisnya?
1. Lead Generation dan Pengisian Formulir
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, CTA merupakan elemen penting untuk menghasilkan leads dari blog.
Leads adalah seorang individu atau organisasi yang tertarik dengan apa yang Anda tawarkan. [5] Apabila mereka tertarik, mereka bersedia untuk mengisi data pribadi mereka.
Karena tujuannya menghasilkan leads maka lokasi terbaik ada di akhir postingan blog, sidebar, atau floating banner di pojok dengan kata-kata seperti Submit atau Sign Up.
2. Tombol “Baca Selengkapnya”
Hasil aksi tidak melulu menghasilkan lead. Bisa juga dengan mengarahkan pengunjung untuk membaca artikel lebih lengkap di suatu halaman.
Tombol ini lazimnya ada di “Beranda” blog yang menampilkan cuplikan artikel. Nah, guna dari tombol ini adalah mengajak pengunjung untuk mengeksplor blog. Alhasil statistik pun meningkat.
3. Penawaran Item
Dalam CTA yang menawarkan suatu item, pastikan untuk menggunakan kata yang dapat mewakili apa yang Anda tawarkan.
Item di sini bisa berupa produk atau jasa. Biasanya, jenis ini menggunakan kata-kata “Order Now”, “Buy Now”, atau “Register Now”.
4. Social Sharing
Tujuan CTA social sharing adalah audiens membagikan konten ke sosial medianya.
Contoh: “Suka dengan konten ini? Jangan lupa bagikan, ya, ke teman-temanmu!”.
Jenis ini bisa Anda buat otomatis, loh. Jadi, ketika audiens menyalin teks dari konten. Anda bisa memunculkan pop up untuk membagikan ke sosial media.
Anda juga bisa menempatkan logo sosial media agar memudahkan pengunjung ketika ingin membagikan ke sosial media yang mana.
Cara Menulis CTA
“CTA sangat penting untuk memberi tahu pembaca atau pengunjung situs Anda apa yang harus dilakukan selanjutnya. Gunakan CTA untuk memotivasi audiens Anda agar mengambil langkah serius untuk menjadi pelanggan atau klien.”
Tentunya, masih ada banyak jenis CTA berdasarkan tujuan pembuatannya.
Bagi Anda yang ingin membuat ‘ajakan’ yang efektif, Anda bisa mengikuti 4 langkah berikut.
1. Identifikasi Tindakan
Sebelum membuat CTA, ketahui dulu Anda ingin audiens melakukan apa. Contoh mendaftar buletin, mengklaim kupon, mengunduh buku digital, atau membeli suatu item dari situs web.
Setelahnya cobalah pilih tindakan yang hanya melibatkan beberapa langkah mudah untuk audiens ikuti. Dengan langkah yang sederhana, akan meningkatkan potensi audiens menyelesaikan tindakan.
2. Tentukan Lokasi
Cara membuat CTA selanjutnya adalah tentukan di mana lokasinya. Apakah di media sosial, situs web, email, atau media lain. Nantinya, platform yang Anda gunakan akan memengaruhi bahasa CTA Anda.
Contoh di media sosial, seperti “Jangan lupa bagikan …” atau “Ikuti …” untuk mendorong pengguna terlibat dan mempromosikan konten.
Sedangkan di situs web, biasanya Anda akan menemukan kata-kata “Beli Sekarang” untuk memikat konsumen agar membeli suatu item.
3. Gunakan Kata Kerja
Sama seperti namanya, sebaiknya gunakan kata kerja yang menginstruksikan “melakukan tindakan”. Contoh “Start” atau “Download”.
Dengan kata action, Anda telah memberitahu audiens tentang apa yang harus mereka lakukan.
Di halaman web atau email, Anda dapat membuat hyperlink atau tombol dengan kata-kata tindakan untuk meminta pengguna mengambil langkah yang Anda inginkan.
Menggunakan kata-kata seperti “Hubungi” atau “Order” dapat mendorong konsumen untuk mengisi formulir atau menghubungi perwakilan perusahaan.
4. Tawarkan Insentif
Setelah mengajak audiens untuk melakukan tindakan, jelaskan kepada audiens mengapa mereka harus mengambil langkah tersebut dan apa yang akan mereka dapatkan.
Di sini, Anda bisa menambahkan penawaran menarik seperti kupon diskon. Namun, jangan lupa untuk menyorot insentif yang Anda berikan dengan tenggat waktu sehingga tindakan audiens dapat mendorong penjualan dari kupon yang mereka dapatkan.
Bagaimana? Sederhana, kan, cara membuat call to action yang tepat?
Jadi intinya, CTA adalah ajakan agar pengunjung melakukan aksi sesuai dengan tujuan pembuatan call to action, yang mana aksi ini memberikan manfaat baik untuk pemilik konten, seperti meningkatkan penjualan.