Strategi Digital Marketing untuk Menjangkau Generasi Z

Joko Warino

Strategi Digital Marketing untuk Menjangkau Generasi Z

Generasi Z, atau Gen Z, adalah kelompok individu yang lahir antara akhir 1990-an dan awal 2000-an, lebih spesifiknya antara tahun 1997 dan 2012. Dengan tumbuh besar di era digital, Gen Z terbiasa berkomunikasi secara instan melalui berbagai platform digital di smartphone.

Untuk menjangkau dan berinteraksi secara efektif dengan mereka, bisnis perlu merencanakan strategi digital marketing dan memanfaatkan teknologi seperti WhatsApp CRM software yang memungkinkan komunikasi personal dan real-time.

Potensi Generasi Z Sebagai Konsumen

Generasi Z, yang mencakup anak-anak dan remaja berusia 10-19 tahun, merupakan pasar yang sangat menjanjikan. Survei Nielsen tahun 2016 menunjukkan bahwa kelompok usia ini memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dalam keluarga, khususnya dalam hal liburan dan produk elektronik.

Artinya, banyak remaja Gen Z yang berhasil meyakinkan orang tua mereka untuk membeli gadget terbaru atau memilih destinasi liburan yang sedang tren di media sosial. 

Potensi Gen Z sebagai konsumen tidak berhenti sampai di situ. Secara individu, mereka juga merupakan kelompok konsumen yang sangat aktif, terutama dalam belanja online.

Berdasarkan data dari Katadata Insight Center (KIC) dan Kredivo, baik Generasi Z maupun Milenial menunjukkan kecenderungan yang kuat untuk berbelanja secara online. Rata-rata, mereka mengalokasikan 3% hingga 5% dari penghasilan bulanannya untuk transaksi e-commerce.

Fenomena ini semakin terlihat jelas pada kelompok usia 18-25 tahun, di mana rata-rata transaksi e-commerce mereka mencapai 5,4% dari total pendapatan bulanan. Temuan ini menyoroti preferensi generasi muda terhadap kemudahan dan kenyamanan berbelanja secara digital.

Lebih lanjut, Generasi Z, yang berusia antara 12 hingga 27 tahun di tahun 2024 ini, dikenal dengan gaya hidup konsumtif yang tinggi.

Dorongan untuk selalu memiliki produk terbaru, mengikuti tren terkini, dan menghindari perasaan ‘tertinggal’ (FOMO) membuat mereka seringkali melakukan pembelian impulsif. Selain itu, status sosial juga menjadi faktor penting. Banyak Gen Z yang berbelanja untuk menunjukkan identitas diri dan diterima dalam kelompok sosial mereka.

Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa Generasi Z merupakan kelompok konsumen yang unik dengan karakteristik yang sangat menarik bagi pelaku bisnis.

Kecenderungan mereka untuk mengikuti tren dan memanfaatkan teknologi digital membuat mereka menjadi target pasar yang sangat potensial dalam strategi digital marketing. 

Strategi Digital Marketing untuk Generasi Z

Generasi Z menghadirkan tantangan dan peluang baru bagi dunia bisnis. Untuk dapat bersaing di era digital marketing, kita perlu memahami karakteristik unik generasi ini.

Pada bagian selanjutnya, kita akan mengidentifikasi preferensi, nilai, dan perilaku khas Gen Z. Dengan pemahaman yang komprehensif, kita dapat merumuskan strategi untuk merancang kampanye pemasaran digital yang relevan dan efektif untuk menjangkau dan membangun hubungan yang kuat dengan audiens Gen Z.

1. Tentukan Target Audience Secara Sangat Spesifik

Perilaku digital Generasi Z ditandai dengan konsumsi konten yang sangat tinggi. Baik itu scrolling tanpa henti di media sosial atau terlibat dalam komunitas online, mereka selalu online dan aktif menikmati beragam jenis konten.

Karena terbiasa dibombardir informasi, Gen Z memiliki kemampuan menyaring konten yang sangat baik. Mereka dapat dengan cepat membedakan mana konten yang relevan dan menarik bagi mereka di antara jutaan pilihan yang ada. Hanya konten yang benar-benar sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka yang mampu mencuri perhatian mereka.

Perusahaan dapat mengelola data pelanggan secara terpusat melalui platform manajemen data seperti CRM, dan menggabungkannya dengan data eksternal dari pihak ketiga.

Hal ini memungkinkan kamu untuk membentuk segmen audiens yang sangat spesifik berdasarkan minat, riwayat pembelian, dan interaksi sebelumnya. Dengan segmen yang tepat, kamu dapat menyampaikan pesan yang relevan dan meningkatkan efektivitas kampanye digital marketing.

2. Konten yang Autentik dan Bermakna

Gen Z, generasi yang tumbuh dengan teknologi digital, sangat responsif terhadap konten yang kreatif dan relevan. Content dalam digital marketing menjadi kunci untuk menjangkau mereka. Generasi Z sangat menghargai orisinalitas. Mereka ingin merasa berbeda dan unik dan mengekspresikan diri melalui pilihan-pilihan yang mereka buat, termasuk brand yang mereka sukai.

Bagi Gen Z, brand bukan hanya sekedar produk/jasa, melainkan sebuah statement tentang jati diri mereka. Dengan menerapkan strategi content marketing yang tepat, brand kamu dapat menjangkau Gen Z secara efektif.

Konten yang orisinal dan inspiratif akan membuat Gen Z merasa terhubung dengan brand dan lebih mungkin untuk merekomendasikannya kepada teman-temannya. Ini berarti, dengan menghasilkan konten yang sesuai dengan minat dan kebutuhan konsumen, brand kamu dapat menciptakan komunitas yang loyal dan terlibat.

Selain itu, di dunia digital yang dibanjiri konten dan iklan, mereka dengan cepat dapat membedakan taktik digital marketing yang memanipulasi konsumen dan lebih tertarik pada brand yang terbuka, berdampak sosial, dan mampu menciptakan ikatan emosional.

Membangun kepercayaan dan hubungan yang bermakna adalah kunci strategi pemasaran digital bagi brand yang ingin melibatkan Gen Z. Brand yang gagal membangun koneksi emosional dengan konsumen Generasi melalui values mereka akan ditinggalkan.

3. Kolaborasi dengan Konten Kreator

Sebuah survei oleh Cube Asia pada tahun 2023 mengungkapkan fakta menarik: 82% pengguna media sosial di Asia Tenggara mengaku pernah membeli produk karena rekomendasi influencer.

Hal Ini menunjukkan betapa besar pengaruh kreator konten, yang mampu membentuk keputusan pembelian konsumen, dalam strategi digital marketing modern. Hal ini diperkuat oleh temuan Marketing Dive yang menyatakan bahwa 7 dari 10 orang secara aktif mencari ulasan atau testimoni daring sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk.

Faktanya, kolaborasi dengan influencer seringkali melibatkan pembuatan konten yang autentik dan personal, yang membuat rekomendasi produk terasa lebih tulus dan dapat dipercaya oleh audiens.

Keberhasilan kolaborasi dengan influencer sangat bergantung pada kesesuaian antara brand value dengan persona influencer. Misalnya, sebuah merek produk organik tentu akan sulit membangun kredibilitas jika berkolaborasi dengan influencer yang kerap menampilkan produk junk food pada postingan media sosialnya.

Ketidaksesuaian ini akan membuat audiens meragukan keaslian rekomendasi produk dan dapat merusak citra merek. Sebaliknya, jika brand tersebut memilih influencer yang peduli dengan gaya hidup sehat dan lingkungan, kolaborasi tersebut tentu akan lebih bermakna dan efektif.

4. Pelayanan yang Mudah dan Cepat

Cepat dan mudah adalah dua faktor yang penting bagi Gen Z. Dengan CRM WhatsApp Integration, bisnis kamu dapat memberikan layanan pelanggan yang cepat dan personal, sesuai dengan preferensi generasi muda ini.

Fitur-fitur canggih seperti chatbot otomatis dan template pesan cepat memungkinkan kamu merespons pertanyaan pelanggan secara instan.

Selain itu, integrasi ini juga memungkinkan kamu untuk menyimpan riwayat percakapan dengan setiap pelanggan, sehingga kamu dapat memberikan pelayanan yang lebih personal dan relevan dengan kebutuhan mereka. Merasa diperhatikan dan dihargai sebagai pelanggan tentu akan meningkatkan loyalitas mereka terhadap brand kamu.

5. Strategi Digital Marketing dengan Pengalaman Omnichannel

Gen Z juga dikenal sebagai generasi multi-screen; mereka dapat menggunakan lima layar sekaligus! Mereka mungkin sudah terbiasa mengerjakan tugas di laptop, sambil menonton televisi, dan menulis catatan di tablet, sambil chatting dengan teman.

Untuk menjangkau mereka secara efektif, brand kamu harus hadir di berbagai platform digital yang mereka gunakan sehari-hari. Dengan demikian, bisnis kamu dapat memberikan pengalaman pelanggan yang lancar dan tanpa batas di berbagai channel.

Ketika Gen Z dapat dengan mudah berinteraksi dengan brand kamu melalui platform favorit mereka, mereka akan merasa lebih terhubung dan loyal. Selain itu, kehadiran multi-platform juga memungkinkan kamu untuk menargetkan audiens yang lebih luas dan beragam.

Memahami perilaku digital Generasi Z adalah langkah penting untuk membangun hubungan dengan pelanggan yang lebih berarti di era digital. Ini adalah titik awal yang penting untuk memahami tren digital di masa depan.

Sebagai pelopor kemajuan teknologi, Gen Z mendorong bisnis untuk beradaptasi dengan era digital. Dengan memahami preferensi, kebiasaan, dan value mereka, kita dapat membangun hubungan yang bermakna dan berdampak dalam dunia digital.

Baca Juga : Apa Saja Jasa yang Ditawarkan Digital Marketing Agency?

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang blogger yang mendalami dunia SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2012 hingga saat ini dan terus belajar memahami perkembangan logaritma yang terus di update oleh Google.

Tinggalkan komentar