Profesi copywriter saat ini menjadi salah satu profesi yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan untuk berbagai keperluan seperti untuk mempromosikan sesuatu atau memberikan informasi terkait produk atau jasa yang ditawarkan.
Oleh karena itulah teknik Copywriting yang tepat harus dikuasai oleh seorang copywriter agar tulisan yang dibuat nantinya bisa efektif untuk menarik khalayak .
Profesi copywriter ini tidak hanya sekedar membuat tulisan saja karena nantinya tulisan yang dibuat harus bisa menarik banyak khalayak yang membacanya dan tentunya itu bukan hal yang mudah.
Copywriter harus memahami berbagai teknik Copywriting karena copywriting inilah yang menjadi jembatan penghubung antara penjual dengan para konsumen yang menjadi target penjualan.
Ada berbagai Teknik Copywriting yang bisa digunakan untuk marketing berbagai brand.
Langsung saja simak penjelasan di bawah ini.
Apa itu Copywriting?
Apa itu Copywriting? Copywriting adalah sebuah seni menulis.
Yang mana tulisannya ini lebih dikhususkan untuk keperluan penjualan dan bidang pemasaran.
Tulisan tersebut dirancang dan digunakan untuk menjual barang atau jasa, membangun citra, atau membangun brand awareness sebuah brand.
Tujuan utama dari copywriting adalah untuk mendorong khalayak untuk melakukan tindakan tertentu.
Seperti mengajak mereka untuk melakukan pembelian sebuah produk, membuat akun, ikut berlangganan, dan beragam jenis konversi pemasaran lainnya dan juga bisa digunakan dalam Membuat Content Plan.
Copywriting dapat dibuat dalam beragam bentuk.
Mulai dari iklan, billboard, brosur, artikel web, post media sosial, dan juga tagline perusahaan.
Yang mana bisa dilakukan dengan teknik copywriting.
Walaupun terlihat seperti hanya sebuah kata atau kalimat saja, tetap saja pembuatan copywriting ini tidak semudah itu.
Tulisan yang dibuat harus memiliki cara penyampaian yang unik namun tetap mencerminkan citra brand yang dibuat.
Sehingga nantinya audiens jadi tertarik untuk membeli, mencari tahu lebih lanjut, merespon nya, atau membagikan hal tersebut kepada orang lain.
Dalam prakteknya copywriting ini tidak selalu untuk penjualan produk saja.
Karena copywriting lebih condong menjual emosi yang berikutnya diharapkan bisa menciptakan sebuah gaya hidup.
Seorang copywriter diharuskan untuk bisa menulis teks dengan kreatif serta berdasarkan riset.
Selain itu copywriter juga harus menguasai berbagai teknik penulisan di berbagai media.
Baca Juga : 7+ Tips Membuat Strategi Content Marketing untuk Bisnis
Apa Saja Job Desk Seorang Copywriter?
1. Membuat Sales Funneling
Copywriter umumnya diharuskan bekerja sama dengan divisi lain seperti Digital Marketer, desain grafis, dan juga admin dan juga staf marketing.
Oleh karena itulah, ada baiknya seorang Copywriter menguasai Sales Funnelling yang cocok untuk brand yang sedang dikerjakan.
Sales Funneling ini mempunyai dampak dalam penjualan sebuah brand.
Struktur kerja menjadi lebih jelas, dan tujuan besar dari bisnis yang dijalankan jadi dapat tercapai.
Mudahnya sales funneling merupakan tahapan saat melakukan bisnis.
2. AIDA
Teknik Copywriting berikutnya adalah AIDA yang merupakan kepanjangan dari Attention, Interest, Desire, dan Action.
Attention ini memiliki arti perhatian.
Attention ini erat kaitannya dengan headline.
Sebuah Headline yang bagus adalah yang bisa menarik banyak perhatian khalayak ke dalamnya.
Dalam Teknik AIDA ini, Attention merupakan bagian yang paling sulit.
Yaitu membuat headline yang bisa memancing perhatian orang yang membacanya.
Berikut adalah beberapa contoh dari headline yang dapat menarik perhatian:
- “5 Teknik Jitu Untuk Mendekati Gebetan”
- “10 Tips Membuat Proposal Skripsi Cepat di-ACC”
Konsep AIDA yang kedua adalah Interest yang artinya minat.
Pada konsep Interest ini Anda dapat, mengambil permasalahan yang dirasakan oleh banyak orang.
Kemudian menawarkan solusinya yang mana adalah jasa atau produknya yang Anda jual.
Berikut adalah Contoh dari penggunaan konsep Interest:
- “5 Tips Mengerjakan Skripsi Untuk Kamu yang Sering Pusing Skripsian”
- “Sulit Dapat Pacar? Cari Aja di Aplikasi Get Girlfriend Ini”
Konsep AIDA yang ketiga adalah Desire yang berarti hasrat. Anda dapat mencoba menggunakan psikologi marketing pada teknik desire.
Seperti dengan mengadakan diskon atau cashback tiap pembelian produk.
Berikut adalah Contoh dari penggunaan konsep Desire:
- “Dapatkan Teman Kencan untuk Anda”
- “Jangan Lewatkan Potongan Harga Khusus Minggu Ini”
Konsep AIDA yang ketiga adalah Action yang bermakna aksi.
Teknik action umumnya sering dikaitkan dengan teknik erat tombol CTA (Call to Action), tombol yang digunakan untuk memudahkan pengunjung menghubungi website yang Anda buka.
Walaupun umumnya berupa tombol, bagian itu cukup penting.
Berikut adalah Contoh dari penggunaan konsep Action:
- “Daftar Sekarang, dan Dapatkan Diskon 20%”
- “Amankan Kursi Bioskop Anda untuk Hari Ini”
Beberapa expert bahkan menambahkan huruf baru dalam AIDA seperti AIDA + C (Conviction), dan juga AIDA + R (Retention), AIDA + S (Satisfaction), dan lain-lain.
Pada pelaksanaannya konsep AIDA ini bisa dikombinasikan dengan menambah huruf baru macam AIDAC (Conviction), AIDAS (satisfaction) dan lainnya.
Untuk konsep AIDCA ini memiliki arti Conviction yaitu bagian yang menyakinkan seseorang untuk mau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Conviction ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan ulasan produk dari pengguna sebelumnya, atau testimoni.
Apapun huruf tambahannya, konsep utama AIDA tetap menjadi fondasi utama dalam konsep ini.
Penggunaan konsep AIDA pada sebuah iklan, akan cukup membantu audiens pasar dalam mengetahui produk atau jasa yang sedang ditawarkan.
Jika audiens sudah mengerti soal kelebihan serta kekurangan produk atau jasa yang dijual, nantinya mereka akan menghubungi, untuk kemudian jadi keuntungan.
3. ATM (Amati Tiru Modifikasi)
Teknik copywriting berikutnya adalah ATM yang berarti Amati Tiru Modifikasi.
Teknik ATM adalah teknik dasar yang lumrah digunakan oleh para copywriter iklan.
Karena cara paling mudah dalam membuat iklan adalah dengan meniru ide iklan yang sebelumnya sudah ada.
Walaupun begitu, untuk bisa menggunakan teknik ATM, Anda harus modifikasi ide yang menjadi referensi Anda.
Walaupun Namanya meniru, Tetap saja tidak boleh melakukan plagiarisme.
Karena itulah ide yang Anda tiru harus dimodifikasi sedemikian rupa agar tidak sama dengan referensi Anda namun sesuai dengan tujuan iklan tersebut.
4. Story telling
Teknik copywriting berikutnya adalah storytelling. Yang mana teknik iklan dengan story telling ini sering Content Creator pakai dalam membuat iklan mereka seperti pada Conversational Copywriting.
Contoh saja iklan dimulai dengan “Eh tahu gak” atau “Udah denger belom ada susu yang bisa bantu kita diet, kayaknya kita harus coba deh,.
Pastinya Anda sudah pernah mendengar cara iklan seperti itu.
Penceritaan yang ampuh juga dapat dijadikan sebagai strategi pembuatan testimoni pada produk-produk untuk selanjutnya dijadikan konten untuk sebuah landing page.
Teknik yang satu ini cukup berpengaruh pada iklan Karena sebenarnya teknik ini masih berkaitan dengan konsep AIDA yang telah dimodifikasi dengan konsep Conviction.
Pada penerapannya cara story telling berguna untuk menambah rasa percaya calon pelanggan untuk mau memakai atau membeli produk atau jasa Anda.
sedangkan untuk sisi konten, Anda dapat menuliskan copy-nya memakai Bahasa atau istilah kekinian yang tentunya tetap harus mudah dimengerti oleh khalayak kebanyakan agar lebih menarik perhatian.
5. FOMO (Fear of Missing Out)
Teknik copywriting Yang berikutnya adalah FOMO, yang mempunyai arti Fear of Missing Out, alias takut tertinggal sesuatu yang sedang trend.
Strategi copywriting menggunakan teknik ini sering dijumpai pada banyak platform digital saat ini.
Dengan menggunakan rasa takut akan tertinggal, cara ini cukup sering dimanfaatkan untuk penggunaan atau pembelian produk atau jasa.
seperti dengan kalimat, “untuk menyelesaikan pembayarannya harap diselesaikan dalam waktu 1×24 jam, atau tiket Anda akan hangus”.
Teknik FOMO ini cukup ampuh dipakai bersamaan dengan batas waktu.
Contoh lain adalah:
Promo ini hanya berlangsung sampai hari senin.
Dengan begitu konsumen jadi tergerak untuk segera melakukan pembelian karena ada patokan waktu yang digunakan dalam iklan tersebut.
6. Rhyme
Teknik copywriting selanjutnya adalah Rhyme. Sebenarnya Teknik yang satu ini terlihat mirip seperti dalam pembuatan pantun.
Teknik ini juga seringkali digunakan copywriter dalam membuat sebuah copy yang menarik.
Dalam Teknik ini terdapat pengulangan bunyi pada bagian akhir kata, yang bisa membuat audiens yang membaca atau mendengar iklan jadi lebih gampang mengingatnya.
Adapun contoh penerapannya seperti berikut:
- Kalau masuk angin, pakai tolak angin,
- Nonton Bioskop Jadi Lebih Untung, Karena ada Promo Gak Nanggung-Nanggung
- Aku dan kau, suka dancow
Penggunaan Rima dalam iklan ini jelas mempunyai dampak dari pada iklan karena iklan jadi lebih mudah diingat serta juga akan selalu diingat oleh khalayak yang mendengan atau membacanya.
7. Menggunakan Kalimat Ajaib
Anda dapat memasukan kata – kata ajaib macam “terbukti”, “sekarang”, “gratis”, dan “terbatas” untuk menaikan potensi konversi.
Kata-kata tersebut dapat disebut ajaib karena kata tersebut bisa menciptakan rasa urgensi atau eksklusif.
Dengan begitu Audiens pun jadi tertarik dan jadi mau melakukan Tindakan seperti pembelian.
8. Memasukan Dampak Emosional
Apabila Anda mau audiens melakukan Tindakan yang seperti mengklik, mendownload, atau membeli, Anda harus membuat mereka merasakan sesuatu terlebih dahulu. Orang membuat keputusan dengan dasar emosi.
masukan narasi awal yang erat dengan mereka, seperti dimulai dengan menceritakan tentang pengalaman seorang pria yang terkena penyakit gula dan relasinya dengan produk pemanis rendah kalori yang Anda produksi.
Orang yang memiliki masalah sama akan menjadi relate dengan itu dan jadi mau melakukan tindakan.
Itulah pembahasan mengenai 8 teknik Copywriting, dan seperti apa penggunaannya.
Dengan Teknik yang tepat maka copywriting bisa membuat produk atau jasa yang dijual menjadi sukses terjual.