11 Cara Membuat Konten Viral Agar Banyak Diklik

Joko Warino

11 Cara Membuat Konten Viral Agar Banyak Diklik

Dalam melakukan pemasaran media sosial, tentu Anda mencari cara untuk membuat konten viral.

Peran konten viral sangat membantu aktivitas pemasaran di blog atau media sosial Anda, terutama untuk membangun brand awareness.

Konten viral biasanya ditandai dengan banyaknya orang yang membicarakan konten tersebut.

Nah, jika Anda tertarik untuk membuat konten viral, di bawah ini Saya telah mengumpulkan cara membuat konten viral yang bisa Anda tiru.

Cara Membuat Konten Viral

Dalam membuat konten yang viral setidaknya memiliki dua elemen, yaitu relevan dengan audiens dan membangkitkan emosi yang kuat.

Di bawah ini beberapa cara membuat konten viral, yang bisa Anda praktekan, antara lain:

1. Menggunakan Intro Yang Singkat, Jelas Dan Padat

Dari hasil penelitian ternyata rata-rata netizen hanya membaca tidak lebih dari 28% dari total konten kita.

Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan awal ini untuk menarik minat pembaca!

Bagaimana caranya?

Caranya mudah, yaitu dengan membuat paragraf intro atau paragraf awalan yang tidak bertele-tele.

Sampaikan secara singkat, jelas, dan padat makna.

Namun, yang perlu diperhatikan singkat di sini bukan berarti paragraf awal tidak mendapat perhatian khusus.

Sebaliknya, dalam paragraf inilah pembaca akan menentukan apakah mereka ingin membaca konten sampai akhir atau tidak.

Tips yang bisa dilakukan, buatlah paragraf awalan yang langsung menggambarkan beberapa fakta menarik dari isi konten kita.

Fakta-fakta tersebut dapat kita tambahkan dengan ungkapan-ungkapan yang dapat memancing emosi atau rasa penasaran pembaca.

Bisa juga ditambah dengan mengajukan pertanyaan yang secara psikologis akan mempengaruhi minat baca seseorang.

2. Menggunakan Angka Ganjil

Hasil riset yang dilakukan lembaga riset online, Conductor.com, menyebutkan 36% artikel dengan headline disertai angka mampu menghasilkan klik lebih besar.

Dan dari penelitian tersebut juga terungkap bahwa dari 150.000 headline yang dijadikan sampel, headline atau judul yang menggunakan angka ganjil memiliki nilai CTR 20% lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan angka genap.

Menggunakan Angka Ganjil

Pada dasarnya penggunaan angka sudah berdampak positif jika dilekatkan pada judul artikel.

Penggunaan angka akan mempengaruhi sebuah artikel untuk tampil lebih spesifik dan menarik di mata pembaca.

Lalu tentunya banyak yang berpikir, apa sih perbedaan antara bilangan ganjil dan bilangan genap?

Nyatanya, keduanya tetap memberikan hasil yang baik.

Namun, dalam beberapa kasus, angka ganjil secara psikologis terlihat lebih menarik daripada angka genap.

Ini tidak berarti kita tidak bisa menggunakan angka genap.

3. Menggunakan Tanda Kurung

Studi lain yang dilakukan menemukan bahwa ada pengaruh penggunaan tanda kurung yang ditambahkan pada judul atau headline.

Sebuah konten yang dilengkapi tanda kurung mampu meningkatkan CTR hingga 38%, dibandingkan yang tidak menggunakannya.

Menggunakan Tanda Kurung

Para blogger dunia pun sangat sering menggunakan teknik ini saat membuat konten yang kemudian bisa menjadi viral.

Apa alasannya?

Sebenarnya alasannya cukup sederhana, tanda kurung biasanya diikuti oleh informasi khusus seperti misalnya studi kasus, bentuk informasi, informasi bonus tambahan, atau hal-hal lain yang digunakan untuk lebih menjelaskan isi artikel.

Dan inilah yang dilihat banyak pembaca sebagai manfaat tambahan saat membaca artikel tersebut.

Mereka sudah bisa memprediksi seperti apa artikelnya nanti.

Selain itu, pemberian tanda kurung juga mampu membuat konten kita terlihat lebih profesional.

Dan terakhir, klik dan pembagian konten mengalir lebih cepat.

4. Pentingnya Elemen Gambar

Dalam studi kasus, perusahaan peralatan percetakan bahwa menambahkan elemen gambar yang berwarna dan menarik dapat meningkatkan minat membaca konten hingga 80% lebih baik.

Gunakan Gambar Berwarna. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu menambahkan gambar berwarna yang eye catching dan berhubungan dengan konten, di paragraf awal.

Tips tambahan ini lebih baik jika kita memberikan gambar dengan ukuran yang tidak terlalu besar.

Beri saja gambar kecil tapi menarik dan bisa ditempel di kanan atau kiri awal artikel.

Selain lebih cepat loadingnya, gambar seperti ini juga membuat pembaca langsung fokus pada konten kita, bukan hanya gambarnya saja.

5. Gambar Menjadi Tanda Kredibilitas

Sebagian besar pembaca, termasuk Saya, cenderung mudah membagikan konten melalui media sosial atau saluran online lainnya, jika konten tersebut memiliki kredibilitas yang baik.

Pasalnya, tentu kita tidak ingin dicap sebagai pihak yang menyebarkan konten berkualitas rendah, terutama konten hoax, bukan.

Dan dengan memberikan file gambar atau foto yang menarik, dan ditata sedemikian rupa misalnya menambahkan watermark, tentu akan terlihat lebih profesional.

Akhirnya, pembaca tidak ragu untuk membagikan konten, yang memiliki efek viral!

Berbicara tentang profesionalisme, akan lebih baik lagi jika kita menggunakan file gambar atau foto yang memiliki kualitas tinggi.

Foto-foto “profesional” ini ternyata juga mampu meningkatkan share rate di media sosial, hal ini diambil dari studi yang dilakukan oleh Marketing Sherpa.

Disebutkan bahwa konten yang dilengkapi dengan foto atau gambar berkualitas, memiliki kemungkinan 121% lebih besar untuk dibagikan daripada konten yang menggunakan gambar berkualitas rendah.

Ini bukan stok foto berkualitas buruk dan sangat sesuai dengan tema atau konten konten.

Memang, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mengambil foto sendiri atau membuat gambar menggunakan perangkat lunak digital.

Solusinya, kita bisa mencari melalui fasilitas gambar gratis seperti Pixabay, Pexels, Freepik, atau lainnya Dan pastikan gambar tersebut dapat digunakan untuk tujuan komersial.

6. Buat Konten Yang Panjang

Dari hasil penelitian menemukan bahwa konten panjang memiliki kemampuan viral 76,8% lebih baik daripada konten pendek.

Misalnya, untuk memenangkan persaingan SERP, artikel panjang dapat memberikan efek SEO yang lebih kuat daripada artikel pendek.

Pertanyaan selanjutnya, berapa panjang harus membuat artikel?

Dari sebuah studi kasus menyebutkan bahwa, angka 2.416 kata mampu menduduki mayoritas posisi pertama di mesin pencari.

Namun jika rata-rata, setidaknya kita harus membuat artikel dengan panjang lebih dari 2000 kata.

Kalo bisa lebih panjang?

Tentu akan lebih baik.

Tapi masalahnya, tidak semua penulis bisa membuat artikel yang begitu panjang.

Solusinya adalah menggabungkan beberapa ide terkait menjadi satu artikel panjang.

Untuk teknik ini mungkin akan dibahas lebih lanjut di artikel lain.

7. Tambahkan Tombol Share Yang Menonjol

Bahkan mesin pencari populer Google, dalam risetnya juga menyarankan para pengembang blog atau website, menambahkan fasilitas tombol share untuk setiap konten yang mereka miliki.

Lebih spesifiknya, ternyata penempatan tombol share juga mempengaruhi besarnya peluang untuk mendapatkan lebih banyak share atau suka dari pembaca.

Google mencatat bahwa tombol berbagi mengambang memiliki peluang 58% lebih baik daripada penempatan tombol berbagi statis di bagian bawah.

Bagi yang menggunakan CMS wordpress tentunya sangat mudah, ada banyak sekali plugin yang bisa digunakan untuk memunculkan tombol share “mengambang”.

Penggunaan tombol share semacam ini juga ditemukan di situs atau blog besar asing maupun di Indonesia.

Intinya jangan bingung pembaca Anda untuk menemukan tombol share, malah membuat pembaca tertarik untuk menekan tombol tersebut.

Jika perlu, berikan iming-iming berupa tutorial pdf, software gratis, atau manfaat tambahan lainnya jika pembaca ingin like dan share.

8. Memasukkan Elemen Emosional

Dari sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal Marketing Research, ditemukan bahwa konten yang mengandung pesan emosional seperti sesuatu yang menakjubkan, mengejutkan, atau hingga membuat marah, memiliki peluang 28% untuk bisa membuat konten tersebut menjadi viral.

Yang harus dipahami adalah bahwa seseorang berbagi konten, semuanya didasarkan pada keputusan emosional.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita juga memasukkan unsur-unsur yang mampu membangkitkan sisi emosional pembaca.

Lebih khusus lagi, dari contoh-contoh yang telah diberikan, ada tiga jenis emosi yang dapat dimasukkan di antaranya:

  • Konten Luar Biasa

Yang pertama adalah kekaguman.

Sebenarnya sangat umum, orang suka berbagi sesuatu yang bisa menjadi luar biasa.

Namun yang tidak disadari adalah, untuk bisa membuat konten yang benar-benar keren, tidak hanya menyajikan fakta umum yang bisa ditemukan di tempat lain.

Kita harus mampu merekonstruksi fakta-fakta tersebut dan mengembangkannya menjadi pembahasan yang mendetail yang dapat diterapkan secara langsung.

Oleh karena itu, jika dikaitkan dengan fungsi konten viral, ada baiknya jika kita membuat konten yang detail dengan memasukkan beberapa fakta menakjubkan sebagai bumbu di dalamnya.

  • Konten Mengejutkan

Sebenarnya hampir sama dengan cara memancing emosi kekaguman, umumnya konten mengejutkan berisi fakta atau diskusi yang jarang terungkap.

Untuk mendapatkan fakta seperti ini, kita memang harus menggali lebih dalam tema konten yang kita kembangkan. Namun bagi yang belum ahli di bidangnya, ada juga tips praktisnya.

Bagaimana caranya?

Yaitu dengan mengumpulkan fakta dan pembahasan yang ada dari para ahli kemudian mengembangkan dan menambahkan pendapat pribadi.

Namun tentunya tetap membutuhkan usaha dan kreativitas.

  • Konten Yang Memicu Kemarahan

Sebuah konten viral, terkadang juga dibumbui dengan berbagai hal yang bisa membuat orang bereaksi keras.

Umumnya ini lebih kontroversial, atau perbedaan pendapat yang akhirnya berujung pada konflik.

Pada dasarnya terkadang, meskipun telah memberikan semua yang dianggap terbaik dalam konten yang telah dibuat, ada juga orang yang berpikir berbeda.

Di sinilah efek kemarahan justru bisa memacu sebuah konten menjadi viral.

Mungkin rekan Anda sendiri, pernah mengalaminya.

Ketika kita melihat konten yang mengandung isu kontroversial, meskipun kita tidak menyukai konten konten tersebut, mungkin kita membagikannya kan?

Mungkin tujuannya untuk memberikan informasi atau peringatan kepada teman dan orang lain.

Namun dalam hal ini tentunya kita tetap menempatkan pola pikir yang bijak ketika ingin mengembangkan konten viral.

Kita tidak boleh mengambil keuntungan dari atau bahkan menyebarkan informasi yang tidak benar atau menyesatkan.

9. Gunakan Url Yang Ringkas

URL konten yang lebih ringkas mampu menarik minat pembaca 2,5 kali lebih baik daripada URL yang panjang atau bahkan membingungkan.

Berbicara tentang masalah URL, salah satunya bisa terkait dengan masalah SEO.

Banyak yang percaya bahwa, di dalam URL kita bisa menyematkan kata kunci yang kita tuju.

Padahal, menulis URL yang lebih panjang atau dilengkapi banyak imbuhan tambahan seperti angka, tanggal atau kode khusus, justru akan mengurangi minat netter untuk membacanya.

Lalu bagaimana cara membuat URL yang baik?

Pemasar internet dan praktisi SEO populer, Brian Dean menyarankan hanya menggunakan 2 hingga 3 kata dalam URL.

Teknik ini juga banyak digunakan oleh blogger populer di Indonesia.

Kelebihan dari teknik ini, yang pertama adalah short URL mampu memudahkan pembaca untuk mengetahui isi konten kita dengan cepat dan jelas.

URL pendek juga lebih eye-catching saat dibagikan di media sosial.

Dari sisi SEO, pemberian nama secara langsung pada kata kunci yang ditargetkan dapat meningkatkan kemungkinan terindeks lebih baik.

Masih sehubungan dengan teknik ini, jangan gunakan URL yang tidak secara langsung menggambarkan isi konten kita.

Karena beberapa CMS memiliki template URL default yang menyertakan kode dari postingan bukan judul konten kita.

10. Gunakan Hashtag

Pada awalnya hashtag pertama kali diperkenalkan melalui media sosial Twitter, namun seiring berjalannya waktu bentuk kata kunci atau tag lain menjamur ke berbagai platform online lainnya, seperti Instagram.

Selain itu, untuk tujuan mengubah konten menjadi viral, hashtag juga dibutuhkan terutama ketika kita ingin mendapatkan perhatian melalui media sosial.

Dari data penelitian yang dilakukan oleh Dan Zarrella, terungkap bahwa penggunaan hashtag dalam URL tweet, dapat meningkatkan kemungkinan retweet hingga 55% dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan hashtag.

Untuk implementasi langsung, rekan-rekan bisa menambahkan hashtag berupa kata kunci target di bagian deskripsi.

Umumnya yang menggunakan plugin Yoast SEO, ada pilihan “Social” seperti gambar di bawah ini.

Efek dari hashtag ini juga akan berpengaruh ketika seseorang mencari hashtag yang kita tulis.

Bukan tidak mungkin kita bisa mendapatkan trafik baru dari sumber-sumber tersebut.

Baca Juga : Media Sosial vs Website, Mana yang Lebih Baik untuk Bisnis?

11. Publikasikan Konten Pada Waktu Yang Tepat

Ketika kita ingin mendorong konten menjadi viral di internet, hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah terkait waktu Anda mempublikasikan konten tersebut.

Seperti pada artikel sebelumnya tentang waktu terbaik untuk posting di media social.

Ternyata ada juga waktu yang paling efektif jika kita ingin mendapatkan share sosial yang tinggi.

Hal ini didukung oleh peneliti Shareaholic yang mengatakan bahwa, antara jam 8 pagi dan 12 siang, kemungkinan berbagi sosial adalah 27% lebih tinggi daripada waktu lainnya.

Namun, jika diminta lebih spesifik, jam berapa waktu terbaik untuk mempublikasikan konten?

Hal ini tentunya bergantung pada beberapa hal, seperti tempat tinggal kita dan tujuan dari konten yang kita buat.

Umumnya untuk konten yang dibuat untuk pembaca internasional, akan lebih baik jika kita melakukan posting secara bertahap.

Mengapa, karena waktu aktif para pembaca di setiap tempat tentu berbeda satu sama lain.

Itu sebabnya, menggunakan rentang waktu antara pukul 08.00 hingga 12.00.

Lain halnya jika kita mengambil target audiens lokal, seperti khusus untuk pembaca di Indonesia.

Dari data yang saya baca, dikatakan bahwa waktu yang paling tepat untuk mendapatkan high social share adalah saat istirahat makan siang sekitar pukul 11:30 hingga 13:00 dan sebelum tidur sekitar pukul 20:00 hingga 22:00.

Pasalnya, inilah saatnya orang memiliki waktu luang untuk memperhatikan konten kita lebih detail.

Apalagi jika konten kita menarik, proses diseminasi akan berlangsung lebih cepat karena membutuhkan waktu yang lebih lama.

Demikian ulasan tentang Cara Membuat Konten Viral, semoga bermanfaat.

Bagikan:

Tags

Joko Warino

Seorang blogger yang mendalami dunia SEO (Search Engine Optimization) dari tahun 2012 hingga saat ini dan terus belajar memahami perkembangan logaritma yang terus di update oleh Google.

Tinggalkan komentar